Asura Maya, akar dari Maya dan Tamil

Asal Usul Maya dari India Selatan Kuno
Jika bangsa Maya memiliki banyak kesamaan dengan bangsa Mesir, maka mereka seharusnya memiliki kesamaan asal. Orang-orang Mesir berasal dari India Selatan: “Di bawah pemerintahan Viswamitra, raja pertama Dinasti Soma-Vanga, sebagai akibat dari pertempuran yang berlangsung lima hari, Manu-Vina, sang pewaris raja-raja kuno ditinggalkan oleh para Brahmana, maka ia beremigrasi dengan semua teman-temannya, melewati Arya, dan negara-negara Barria, sampai ia tiba di pantai Masra [Kairo].” (Sejarah India, oleh Collouca-Batta). Tidak diragukan lagi, bahwa Manu-Vina adalah identik dengan Menes, Raja pertama Mesir.

Arya adalah Eran (Persia); Barria adalah Arab, dan Masra adalah nama dari Kairo, yang hingga hari ini masih digunakan (Masr, Musr, dan Misro). Sejarah Phennis menyebutkan bahwa Maser sebagai salah satu nenek moyang Hermes.”

“Mesir sendiri pernah, pada zaman yang tidak diketahui, ketika Menes memerintah dan menjalankan hukumnya, institusi sosialnya, seni dan sainsnya, yang berasal dari India sebelum Veda.” Menes tidak diragukan lagi adalah Manu dari sub-ras kedua (5.2 Mesir Kuno) dan memiliki hubungan dekat ke India yang berlangsung hingga hari ini – setiap orang yang pernah berkunjung ke kedua negara akan dapat melihat bukti-bukti tersebut. Jika bangsa Maya memiliki kesamaan ‘identitas ritual, upacara, tradisi’ dengan Mesir maka itu adalah bukti lebih lanjut bahwa asal usul mereka ada di India, yang juga dikenal sebagai ‘Bharata’ di zaman kuno.”

Jelas ada hubungan penting antara orang-orang Veda kuno dengan leluhur Maya. Bahkan suku Maya sebenarnya juga disebutkan di dalam Mahabharata, salah satu kitab suci Hindu utama, sebagai suku yang telah meninggalkan anak benua India. Ada sumber yang mengungkapkan bahwa orang-orang itu sama dengan Naga, salah satu suku tertua di India yang telah tercatat. Para Naga itu tampaknya adalah sebuah bangsa, yang kemudian disebut Danava, yang ber-ibukota di Nagapur. Mereka disebut dalam kitab suci utama Hindu lainnya, Ramayana, sebagai suku Naga-Maya, yang dikatakan telah mentransmisikan budaya mereka ke Babel, Mesir dan Yunani.”

Naga adalah kata dalam bahasa Sansekerta untuk ular. Ular berbulu mewakili Dewa Maya Kukulcan atau Quetzacoatl, seorang tokoh yang mirip dengan Kristus / Krishna. Pada masa itu, pemujaan ular merujuk pada Ular Kebijaksanaan. Dimana simbol-simbolnya, misalnya simbol Merkurius atau Hermes (Narada) hari ini digunakan untuk lambang kedokteran: berupa dua ular yang melilit tongkat.

“Empat kelompok utama di India kuno adalah Asura (orang Asiria atau orang lembah Indus), Panis (Fenisia), Yakhus atau Yaksha (dengan tokohnya Kubera, sang dewa emas dan harta karun alias Naga) dan Maya, yang kita kenal mereka hari ini sebagai bangsa Dravida (Tamil, Malayalam, dll.)

Orang-orang diluar Lembah Indus pada zaman kuno sangat percaya takhayul dan takut pada bangsa Maya. Karena mereka pedagang yang hebat, pembangun dan ahli astronomi. Orang-orang yang percaya takhayul itu berpikir bahwa pencapaian Maya tentulah didapatkan dari sihir dan di luar kemampuan manusia. Maya akhirnya menyingkir ke Ceylon dan mendiami wilayah tersebut. Belakangan, mereka keluar dari India dan pergi ke Amerika, setelah dibawa ke sana oleh Kubera bersama dengan Yaksha-nya. ”Ceylon pada zaman kuno adalah tanah yang sekarang tenggelam di sebelah selatan India dan terhubung secara geografis ke Ceylon saat ini, Sri Lanka. Ini adalah negara Tamil kuno, yang saat ini menjadi Tamil Nadu di India itu hanyalah sedikit dari sisa-sisa mereka. Keterampilan astronomi Maya juga sangat terkenal:

“Studi terbaru menunjukkan adanya hubungan antara Lembah Indus dan Maya di Amerika Tengah. Studi ini berfokus pada kalender dari kedua peradaban maju tersebut. Penduduk Lembah Indus mengikuti kalender yang didasarkan pada pergerakan Jupiter, sedangkan bangsa Maya mengikutinya berdasarkan pergerakan Venus. Di dalam Purana, salah satu kitab suci Hindu sekunder, Jupiter, atau Brihaspati, diakui sebagai pemimpin para dewa, sementara Venus, atau Shukra, adalah pemimpin para asura. Teks-teks selanjutnya menyatakan bahwa para dewa dan asura ini hidup pada sisi yang berlawanan di bumi.

Meksiko dan India berada pada sisi yang berlawanan dalam garis bujur, seperti yang ditunjukkan oleh B. G. Siddarth, direktur Pusat Sains B. M. Birla di Hyderabad. Dia juga mengatakan bahwa kisah Hindu tentang pengadukan samudera juga telah ditemukan dalam ukiran di Meksiko, juga penggambaran Maya tentang kura-kura yang membawa dua belas pilar mirip dengan ilustrasi yang terdapat di India. Ganapati Sthapati dari Chennai, seorang ahli terkemuka di Vastu shatra, arsitektur Hindu kuno, telah mengunjungi struktur Maya di Amerika Tengah dan menemukan banyak kesamaan antara desain dan metode konstruksi suku Maya dengan orang-orang Hindu kuno.”

Bahasa adalah salah satu kunci utama untuk menentukan pergerakan dan migrasi ras. Dua pertiga dari semua nama daerah asli di Meksiko adalah variasi dari nama Lanka atau nama Tamil di wilayah India Barat. Ini adalah kunci utama untuk memahami asal-usul kuno mereka, yang berasal dari Sri Lanka dan Tamil di India selatan, bahkan meluas lebih jauh ke selatan, yang kini telah tenggelam sejak ratusan ribu tahun yang lalu.

Ketika berbicara tentang asal-usul mereka, bangsa Maya (seperti halnya Hopi) memiliki beberapa nama untuk tanah mereka: Shilanka (Xilanca) – nama kuno Ceylon (Zeilan-Ka), Shikalanka (Xicalanca) – nama Ceylon dalam bahasa Tamil, Shikalam. Wilayah ini terletak di sebelah barat wilayah Chola dan ke dekat
bagian barat dari jaringan rongga / gua Maya. Yaksha memantapkan diri mereka di Meso Amerika sebagai Yucatan, di negara bagian Meksiko dan wilayah semenanjung Meksiko. Berdekatan dengan mereka adalah wilayah dari Kamboja Meso Amerika yang namanya menjadi Campeche (di negara bagian Meksiko). Selain mereka, suku Asura-Daitya lain yang dikenal dalam kitab suci India kuno sebagai suku Bali juga telah mencapai Meso Amerika dimana wilayah mereka sekarang dikenal sebagai Belize.

Disamping yang telah disebutkan diatas, peradaban Hindu dan Maya kuno juga menunjukkan konvergensi menarik lainnya. Catatan Hindu mengatakan bahwa salah satu anggota dari ras besar yang mendahului ras kita, tokoh yang sangat maju yang dikenal sebagai Asuramaya, telah mempelajari semua siklus kosmik dasar dan menggunakan pengetahuannya untuk menentukan durasi dari berbagai periode geologis dan siklus evolusi manusia. Kronologi dan perhitungan kalender Tamil mereka juga masih digunakan, kata para Brahmana, yang didasarkan pada karya-karya Asuramaya dan catatan zodiak yang dipelihara dengan hati-hati. Karya mereka yang paling kuno tentang astronomi, Surya Siddhanta, menunjukkan bahwa Asuramaya adalah pelopor dalam Astronomi di samping arsitektur.

Sumber: disini


Leave a comment