Tablet III

Anshar membuka mulutnya dan menujukan sebuah kata kepada Gaga, menterinya: “O Gaga, menteriku, yang menyenangkan jiwaku, aku akan mengutus engkau kepada Lahmu dan Lahamu. Engkau yang cerdik, engkau yang pandai berbicara; Dewa-dewa, ayahayahmu; membuat engkau sebelum aku! Biarkan semua dewa-dewa meneruskan di sini, Biarkan mereka mengadakan pembicaraan; duduk dalam suatu perjamuan, Biarkan mereka makan roti pesta, anggur yang dituangkan; Sedangkan Marduk, pembalas dendam mereka, biarkanlah mereka yang memutuskannya. Berangkatlah, Gaga, temuilah mereka, Dan ulangilah apa yang akan aku katakan kepadamu:

„Anshar, putramu, telah mengutus aku kemari, Memintaku untuk menyuarakan perintah hatinya, yang Berkata: “Tiamat, dia yang melahirkan kita, membenci kita. Dia telah menyiapkan Majelis dan penuh amarah. Semua dewa-dewa telah berpihak kepadanya; Bahkan mereka yang engkau lahirkan telah berbaris di sampingnya. Mereka berkumpul dan berbaris di samping Tiamat. Dengan sangat marah, mereka membuat rencana tanpa henti siang dan malam hari. (20) Mereka siap untuk berperang, menggeram, dan mencaci maki, Mereka telah membentuk suatu majelis untuk bersiapsiap untuk pertempuran tersebut. Ibu Hubur, dia yang membuat segala sesuatu, Telah menambahkan senjatasenjata yang tiada tandingannya, telah melahirkan ular berbisa yang ganas, Gigi yang tajam, taring tanpa belas kasihan. Dia telah memenuhi tubuh mereka dengan darah beracun. Dia telah membuat naga-naga yang meraung-raung ditakuti dengan amat sangat, Telah memahkotai mereka dengan lingkaran suci, membuat mereka seperti dewa, Sehingga orang yang memandang mereka akan musnah dengan keadaan yang menyedihkan, Dan, dengan tubuh mereka yang mendompak, tidak ada seorangpun yang dapat berpaling dari mereka. (30) Dia menyiapkan Ular Beludak, Naga, dan Sphinx, Singa-Hebat, Anjing-Gila, dan ManusiaKalajengking, Siluman-Singa yang sangat kuat, NagaTerbang, Manusia-Berkepala Kuda – Membawa senjatasenjata yang tidak tidak menaruh belas kasihan, tidak mengenal takut di peperangan. Keputusannya tegas, mereka di luar akal sehat. Dia membuat sebelas macam mahkluk ini sebagai tambahan. Dari antara dewa-dewa, anak-anak pertamanya, yang membentuk Majelisnya, Dia mengangkat Kingu, membuatnya sebagai pemimpin mereka. Pemimpin orang-orang yang berkedudukan tinggi, memerintah Majelis itu, Mengangkat senjata untuk berperang, maju untuk berperang, (40) Pemimpin dalam peperangan – Hal-Hal inilah yang dia percayakan kepadanya sebagaimana dia mendudukkannya dalam Majelis: „Aku telah memberikan mantera kepadamu, memuliakan engkau di Majelis dewa-dewa. Aku telah memberi engkau kekuasaan penuh untuk menasihati dewa-dewa. Sesungguhnya, engkaulah yang tertinggi, engkau adalah satu-satunya suamiku! Perkataanmu akan menjadi yang terkuat di seluruh Anunnaki!‟ Dia memberinya Pil Nasib, mengencangkannya di dadanya: „Sedangkan untukmu, perintahmu tidak akan dapat dirubah, kata-katamu akan bertahan lama!‟ Begitu Kingu telah diangkat, memiliki kedudukan tinggi di Anu, mereka memutuskan nasib untuk dewa-dewa, anak-anak lelakinya: (50) „Kata-katamu akan memadamkan api, Akan merendahkan “Senjata-Kekuasaan”, begitu berkuasa dalam hembusannya!‟ Aku mengeluarkan Anu; dia tidak mampu menemuinya. Nudimmud takut dan berpaling. Kemudian datang Marduk, yang paling bijaksana di antara dewa-dewa, putra kalian, Hatinya dengan cepat berangkat untuk menemui Tiamat. Dia membuka mulutnya, berkata kepadaku: „Jika aku benarbenar, adalah pembalas dendammu, Harus menaklukkan Tiamat dan menyelamatkan nyawa kalian, Siapkanlah Majelis, nyatakanlah takdirku sebagai yang tertinggi! (60) Ketika bersama-sama di Ubshukinna engkau duduk bersuka cita, Biarkanlah kata-kataku, daripada katakatamu, yang menentukan nasib. Apa yang mungkin aku katakan tidak akan dapat diubah; Perintah dari bibirku tidak akan bisa ditarik kembali ataupun diubah.‟ Sekarang cepat-cepat kemari dan segera tentukan baginya perintah kalian, Sehingga dia dapat pergi untuk menghadapi musuh besar kalian!

Gaga berangkat, meneruskan perjalanannya. Di hadapan Lahmu dan Lahamu, dewa-dewa, ayah-ayahnya, Dia menghormat, mencium tanah di bawah kaki mereka. Dia membungkuk rendah di mana dia menempatkan dirinya untuk mengatakan kepada mereka: (70)

“Adalah Anshar, putra kalian, yang telah mengutus aku ke mari, Meminta aku untuk menyuarakan perintah hatinya, Yang berkata: „Tiamat, dia yang melahirkan kita, membenci kita. Dia telah menyiapkan Majelis dan dipenuhi amarah. Semua dewa-dewa telah berpihak kepadanya, Bahkan mereka yang engkau lahirkan telah berbaris di sampingnya. Mereka berkumpul dan berbaris di samping Tiamat. Dengan sangat marah, mereka membuat rencana tanpa henti siang dan malam hari. Mereka siap untuk berperang, menggeram, dan mencaci maki, Mereka telah membentuk suatu majelis untuk bersiap-siap untuk pertempuran tersebut. (80) Ibu Hubur, dia yang membuat segala sesuatu, Telah menambahkan senjata-senjata yang tiada tandingannya, telah melahirkan ular berbisa yang ganas, Gigi yang tajam, taring tanpa belas kasihan. Dia telah memenuhi tubuh mereka dengan darah beracun,. Dia telah membuat naganaga yang meraung- raung ditakuti dengan amat sangat, Telah memahkotai mereka dengan lingkaran suci, membuat mereka seperti dewa, Sehingga orang yang memandang mereka akan musnah dengan keadaan yang menyedihkan, Dan, dengan tubuh mereka yang mendompak, tidak ada seorangpun yang dapat berpaling dari mereka. Dia menyiapkan Ular Beludak, Naga, dan Sphinx, Singa-Hebat, Anjing-Gila, dan ManusiaKalajengking, (90) Siluman-Singa yang sangat kuat, Naga-Terbang, Manusia-Berkepala Kuda – Membawa senjata-senjata yang tidak tidak menaruh belas kasihan, tidak mengenal takut di peperangan. Keputusannya tegas, mereka di luar akal sehat. Dia membuat sebelas macam mahkluk ini sebagai tambahan. Dari antara dewa-dewa, anak-anak pertamanya, yang membentuk Majelisnya, Dia mengangkat Kingu, membuatnya sebagai pemimpin mereka. Pemimpin orang-orang yang berkedudukan tinggi, memerintah Majelis itu, Mengangkat senjata untuk berperang, maju untuk berperang, Pemimpin dalam peperangan Hal-hal inilah yang dia percayakan kepadanya sebagaimana dia mendudukkannya dalam Majelis: (100) „Aku telah memberikan mantera kepadamu, memuliakan engkau di Majelis dewa-dewa. Aku telah memberi engkau kekuasaan penuh untuk menasihati dewa-dewa. Sesungguhnya, engkaulah yang tertinggi, engkau adalah satu-satunya suamiku! Perkataanmu akan menjadi yang terkuat di seluruh Anunnaki!‟ Dia memberinya Pil Nasib, mengencangkannya di dadanya: „Sedangkan untukmu, perintahmu tidak akan dapat dirubah, katakatamu akan bertahan lama!‟ Begitu Kingu telah diangkat, memiliki kedudukan tinggi di Anu, mereka memutuskan nasib untuk dewa-dewa, anak-anak lelakinya: „Kata-katamu akan memadamkan api, Akan merendahkan “Senjata-Kekuasaan”, begitu berkuasa dalam hembusannya!‟ Aku mengeluarkan Anu; dia tidak mampu menemuinya. Nudimmud takut dan berpaling. Kemudian datang Marduk, yang paling bijaksana di antara dewa-dewa, putra kalian, Hatinya dengan cepat berangkat untuk menemui Tiamat. Dia membuka mulutnya, berkata kepadaku: „Jika aku benar-benar, adalah pembalas dendammu, Harus menaklukkan Tiamat dan menyelamatkan nyawa kalian, Siapkanlah Majelis, nyatakanlah takdirku sebagai yang tertinggi! Ketika bersama-sama di Ubshukinna engkau duduk bersuka cita, Biarkanlah kata-kataku, daripada kata-katamu, yang menentukan nasib. (120) Apa yang akan aku katakan tidak akan dapat diubah; Perintah dari bibirku tidak akan bisa ditarik kembali ataupun diubah!‟ Sekarang cepatcepat kemari dan segera tentukan baginya perintah kalian, Sehingga dia dapat pergi untuk menghadapi musuh besar kalian!”

Ketika Lahmu dan Lahamu mendengar hal ini, mereka berteriak keras, Semua Igigi meratap dalam kesedihan: “Betapa anehnya bahwa mereka telah membuat keputusan ini! Kita tidak dapat mengerti perbuatanperbuatan Tiamat!”

Mereka bersiap-siap untuk memulai perjalanan mereka, Semua dewa-dewa besar yang menentukan nasib. (130) Mereka masuk ke hadapan Anshar, memenuhi Ubshukinna. Mereka saling mencium di dalam Majelis. Mereka mengadakan pembicaraan sambil mereka duduk dalam perjamuan. Mereka makan roti pesta, anggur yang dituangkan, Mereka mengisi tabung- minuman mereka dengan minuman mengandung alkohol yang manis. Begitu mereka meminum minuman keras itu, tubuh mereka membengkak. Mereka menjadi sangat lemah begitu jiwa-jiwa mereka naik. Untuk Marduk, pembalas dendam mereka, mereka menentukan perintah-perintah.

Kembali ke: Enuma Elish

One thought on “Tablet III

Leave a comment