Tablet VI

Sewaktu Marduk mendengar kata-kata dari para dewa itu, Hatinya mendorongnya untuk membuat karya-karya yang cerdik. Membuka mulutnya, dia memanggil Ea untuk mengutarakan rencana yang telah ia pikirkan di dalam hatinya:

“Aku akan menggumpalkan darah dan membuat tulang. Aku akan membuat seorang primitif, „manusia‟ akan menjadi namanya. Benar, aku akan menciptakan manusia primitif. Dia akan diserahi tugas untuk melayani para dewa sehingga mereka bisa bersantai! Aku akan memperbaiki perilaku para dewa. Walaupun serupa dihormati, mereka akan dipisahkan menjadi dua kelompok.”

Ea menjawabnya, mengatakan suatu kata kepadanya, Memberinya rencana lain untuk bebasnya para dewa:

“Biarkan hanya saudara-saudara lelaki mereka yang diserahkan; Dia sendiri akan musnah sehingga bangsa manusia akan terbentuk. Biarkanlah dewa-dewa yang hebat di sini di Majelis, Biarkanlah yang bersalah yang diserahkan sehingga mereka akan bertahan.”

Marduk memerintahkan para dewa yang hebat untuk Berkumpul; Memimpin dengan belas kasih, dia memberikan petunjuk-petunjuk. Para dewa
memperhatikan kata-katanya. Raja itu menunjukkan suatu kata kepada Anunnaki: (20)

“Jika pernyataan kalian yang terdahulu adalah benar, Sekarang nyatakanlah kebenaran itu dengan bersumpah di hadapanku! Siapakah yang merencanakan kebangkitan ini, Dan membuat Tiamat memberontak, dan mulai bertempur? Biarkanlah dia yang merencanakan kebangkitan ini diserahkan. Aku akan membuatnya menanggung kesalahannya. Kalian akan tinggal dalam kedamaian!”

Igigi, dewa-dewa yang hebat, menjawabnya: Kepada
Lugaldimmerankia, penasihat para dewa, raja mereka: “Adalah Kingu yang merencanakan kebangkitan ini, Dan membuat Tiamat memberontak, dan mulai bertempur.” (30)

Mereka mengikatnya, menahannya di hadapan Ea. Mereka menetapkan kesalahannya dan merusakkan pembuluh darahnya. Dari darahnya mereka membuat umat manusia. Dia menetapkan pelayanan dan membebaskan dewa-dewa itu.

Setelah Ea, yang bijaksana, menciptakan umat manusia, Telah menetapkan pelayanannya untuk dewa-dewa itu Karya itu tidak dapat dimengerti; Direncanakan dengan cerdik oleh Marduk, demikian pula diciptakan oleh Nudimmud.

Marduk, raja dari para dewa memisahkan semua Anunnaki atas dan bawah. (40) Dia menugaskan mereka kepada Anu untuk menjaga petunjuk-petunjuknya. Tiga ratus ditempatkannya sebagai suatu penjagaan. Dengan cara seperti
itulah dia membatasi bumi. Dengan demikian dia telah menempatkan enam ratus di langit dan di bumi. Setelah dia memerintahkan semua petunjuk-petunjuk, Langit dan bumi telah memberikan bagian mereka kepada Anunnaki, Anunnaki membuka mulut mereka dan berkata kepada Marduk, raja mereka:

“Sekarang, O raja, engkaulah yang telah menyelamatkan kami, Apa yang akan menjadi penghormatan kami kepadamu? (50) Biarkanlah kami membangun sebuah tempat suci yang namanya akan disebut „Lo, sebuah kamar bagi kami untuk beristirahat di malam hari‟; biarkanlah kami beristirahat di dalamnya! Biarkanlah kami membangun sebuah tahta, sebuah tempat peristirahatan untuk tempat tinggalnya! Pada hari kami tiba kami akan beristirahat di dalamnya.”

Ketika Marduk mendengar hal ini, Wajahnya bersinar terang, seperti siang hari: “Bangunlah Babilon, bangunan yang telah kalian minta, Biarlah
pekerjaan membangunnya dibuat. Kalian akan menamakannya „Tempat beribadah‟.”

Anunnaki mempergunakan perkakas; Mereka mencetak batu bata untuk setahun penuh. (60) Ketika tahun kedua tiba, Mereka telah membangun puncak Esagila setinggi Apsu. Setelah membangun sebuah menara-panggung setinggi Apsu, Mereka menyiapkan tempat tinggal untuk Marduk, Enlil, dan Ea di dalamnya. Di hadapan mereka dia duduk dengan agung. Dia melihat ke bawah ke dasar Esharra.

Setelah mereka berhasil membangun Esagila, Semua Anunnaki mendirikan tempat-tempat suci mereka. Ketiga ratus Igigi… semua dari mereka berkumpul, Raja berada di mimbar yang amat tinggi yang telah mereka bangun sebagai tempat tinggalnya, (70) Para dewa, ayah-ayahnya, dia duduk di perjamuannya: “Inilah Babilon, tempat yang merupakan rumah kalian! Ramaikanlah halamannya, tempatilah tempat-tempatnya yang luas.”

Dewa-dewa yang hebat mengambil tempat duduk mereka, Mereka melakukan minuman perjamuan, duduk di dalam sebuah pesta. Setelah mereka telah membuat kemeriahan di dalamnya, Di Esagila, yang mewah, telah melakukan upacara mereka, Aturan-aturan telah ditentukan dan semua ramalan-ramalan mereka, Semua dewa membagi tempat-tempat di langit dan bumi secara adil. Lima puluh dewa yang hebat mengambil tempat mereka. (80) Tujuh dewa nasib menentukan yang tiga ratus orang di langit. Enlil mengangkat busur, senjatanya, dan meletakkannya di hadapan mereka. Para dewa, ayah-ayahnya melihat jaring yang telah dia buat. Ketika mereka memperhatikan busur itu, bagaimana ahlinya busur itu dibentuk, Ayah-ayahnya memuji pekerjaan yang telah dia lakukan. Mengangkatnya, Anu berbicara di dalam Majelis para dewa, Sambil dia mencium busurnya: “Inilah putriku!” Dia memberi busur itu nama-nama sebagai berikut: “Yang pertama adalah Busur besar, yang kedua adalah Akurat; Namanya yang ketiga adalah Bintang-Busur, aku telah membuatnya bersinar di langit.” (90)

Dia menetapkan posisinya dengan dewa-dewa saudara laki-lakinya. Setelah Anu memutuskan nasib busur itu, Dan telah menempatkan singgasana kerajaan yang amat tinggi di hadapan para dewa, Anu menempatkannya di dalam Majelis dewa-dewa. Ketika dewa-dewa yang hebat telah dikumpulkan, Mereka meninggikan takdir Marduk, mereka membungkuk, Mereka menyatakan sebuah kutuk di antara mereka sendiri, Bersumpah atas air dan minyak untuk menempatkan kehidupan di dalam mara bahaya. Ketika mereka telah menganugerahinya dengan kedudukan sebagai raja para dewa, Ketika mereka telah memberinya penguasaan atas dewa-dewa di langit dan di neraka, (100) Anshar menyatakan namanya sebagai yang tertinggi, Asarluhi, berkata:

“Marilah kita patuh pada namanya, Biarlah dewa-dewa memperhatikan kata-katanya, Biarlah perintahnya ditinggikan di atas dan di bawah! Putra yang paling dimuliakan, pembalas dendam kita; Biarlah kekuasaannya menjadi tiada bandingannya, mempunyai lawan. Semoga dia melindungi yang terakhir, tanpa melupakan, biarlah mereka
berkepala hitam, makhluk-makhluknya. Sampai ke hari hari meneriakkan perbuatannya. Semoga dia membuat persembahan-persembahan makanan bagi ayahayahnya; (110) Dukungan mereka akan melengkapi, akan menjaga kuil-kuil mereka. Semoga dia membuat kemenyan tercium,… mantera-mantera mereka, membuat suatu kemiripan di bumi seperti apa yang telah dia buat di langit. Semoga dia memerintah yang berkepala hitam untuk menghormatinya, Semoga perkara ini selalu diingat untuk membicarakan dewa mereka, Dan semoga
mereka memperhatikan para dewi karena kata- katanya. Semoga persembahan-persembahan makanan diberikan untuk para dewa dan dewi mereka. Biarlah mereka mendukung dewa-dewa mereka tanpa kegagalan! Negeri-negeri mereka membuat mereka berkembang, membangun tahta mereka, Biarlah yang berkepala hitam melayani dewa-dewa mereka. (120) Sedangkan kita, dengan nama apapun yang kita nyatakan, dialah raja kita! Marilah kita nyatakan kelima puluh namanya:

„Dia yang sikapnya mulia, yang perbuatan-perbuatannya juga mulia, (1) MARDUK, seperti Anu, ayahnya, memanggilnya dari waktu kelahirannya; Yang menyediakan tempat-tempat makan dan minum, menyuburkan petak-petak mereka, Yang dengan badaibanjir, senjatanya, menaklukkan pemfitnah-pemfitnah, Dan yang para dewa, ayah-ayahnya, selamatkan dari kesedihan. Sungguh, Putra Matahari, dialah yang paling bercahaya di antara para dewa. Dalam cahayanya yang terang biarlah mereka berjalan untuk selamanya! Atas orang-orang yang diciptakannya,
dianugerahinya kehidupan, (130) Dia membebankan pelayanan atas dewa-dewa sehingga mereka bisa beristirahat. Penciptaan, perusakan, penyelamatan, rahmat – Akan terjadi oleh perintahnya. Mereka akan menghormatinya! (2) MARUKKA sungguh-sungguh adalah dewa, pencipta segala sesuatu, Yang menggembirakan hati Anunnaki, menenangkan Igigi. (3) MARUTUKKU benar-benar adalah tempat perlindungan negeri, kota, dan orang-orangnya. Kepadanyalah orang-orang akan memanjatkan pujian untuk selama-lamanya. (4) BARASHAKUSHU berdiri dan menahan perasaannya; Hatinya lapang, perhatiannya hangat. (5) LUGALDIMMERANKIA adalah namanya yang kita nyatakan di dalam Majelis kita. (140) Perintahperintahnya akan kita muliakan di atas para dewa, ayahayahnya. Benar, dialah raja dari semua dewa-dewa di surga dan neraka, Raja yang atas hukumannya dewadewa di atas dan di bawah berduka cita.” (6) NARILUGALDIMMERANKIA adalah namanya yang kita sebut untuk peringatan bagi para dewa; Yang telah menemukan tempat bagi kita untuk mencari perlindungan dari masalah di bumi dan di surga, Dan yang membagikan tempat bagi Igigi dan Anunnaki. Pada namanyalah dewa-dewa akan gemetar dan menggigil dalam perlindungan. (7) ASARULUDU adalah nama yang Anu, ayahnya, nyatakan baginya. Dia benar -benar adalah terang di antara para dewa, pemimpin yang besar, Yang, merupakan dewa pelindung dewa dan tanah, (150) Di dalam perkelahian satu lawan satu yang sengit dalam keadaan bahaya telah menyelamatkan tempat tenang kita. Yang kedua, Asaruludu mereka namakan (8) NAMTILLAKU, Dewa yang mempertahankan kehidupan, Yang memulihkan dewa-dewa yang hilang, seperti ciptaannya sendiri; Dewa yang membangkitkan kembali dewa-dewa yang telah mati dengan manteranya yang suci, Yang memusnahkan musuh-musuh yang suka melawan. Marilah kita memuji keberaniannya! Asaruludu, yang nama ketiganya disebut (9) NAMRU, Dewa yang bersinar yang menerangi jalan kita. Ketiga namanya telah dinyatakan oleh Anshar, Lahmu, dan Lahamu; Kepada dewa-dewa, putra-putra mereka, mereka berkata: “Kami telah menyatakan ketiga namanya. (160) Seperti juga kami, ucapkanlah namanamanya!”

Dengan bersuka cita dewa-dewa menuruti perintah mereka, Seperti di Ubshukinna mereka bertukar pikiran: “Kepada putra yang pemberani, pembalas dendam kita, Kepada pendukung kitalah kita akan memuliakan namanya!”

Mereka duduk di dalam Majelis mereka untuk menentukan nasib, Semua dari mereka mengucapkan namanya di dalam kuil.

Kembali ke: Enuma Elish

One thought on “Tablet VI

Leave a comment