BAB 1 – Benarkah Orang-orang Mars telah Mendarat?

Ada dua cara untuk menulis buku ini. Saya bisa saja menahan informasi yang sangat aneh, tetapi benar. Ini akan menjadi cara yang mudah, tetap berada dalam zona nyaman dan hanya menyampaikan apa yang tidak akan menantang perasaan banyak orang. Atau saya bisa memperlakukan para pembaca seperti manusia dewasa yang sepenuhnya terbentuk, sepenuhnya terhubung, multidimensi dan mengkomunikasikan semua informasi yang relevan, termasuk beberapa yang akan merentangkan kesadaran mereka pada kenyataan sampai ke titik puncaknya. Dan seperti biasa, saya memilih yang terakhir. Bukan bagian saya untuk mengedit informasi tersebut dari pembaca, itu adalah tugas bagi para pembaca untuk mengedit informasi untuk kepentingan diri mereka sendiri. Betapa sangat arogan dan merendahkan kemampuan berpikir apabila saya harus menyimpan informasi tersebut dari orang-orang hanya karena “mereka tidak siap untuk itu”. Siapalah saya, sehingga merasa pantas untuk memutuskan hal itu? Dan bagaimana saya bisa tahu, kapan mereka “siap untuk itu” kecuali mereka mendengarnya dan karenanya mereka dapat memutuskannya sendiri? Beberapa teman mendesak saya untuk memberi tahu orang-orang tentang kisah dasarnya saja, dan “untuk mengelabuhinya, jangan pernah menyebut istilah reptil”. Anda dapat melihat apa yang mereka maksudkan dengan sangat singkat. Saya mengerti keprihatinan mereka, tetapi saya hanya bisa menjadi diri saya sendiri. Dan saya harus mengatakan semua yang saya tahu dan bukan untuk mempertahankan zona nyaman. Seperti itulah saya, begitulah cara saya. Tentu saja tema buku ini akan menarik ejekan dari mereka yang memiliki otak seukuran kacang polong dan, tentu saja, dari mereka yang mengetahui bahwa itu benar dan tidak ingin masyarakat mempercayainya. Lantas bagaimana? Siapa yang peduli? Itu bukan urusan saya. Seperti yang dikatakan Candhi: “Sekalipun Anda termasuk minoritas, kebenaran tetaplah kebenaran.” Jadi, inilah ceritanya, karena sebuah pukulan tidak dapat ditarik kembali.

Singkatnya, garis keturunan dari ras hasil perkawinan silang, ras di dalam ras dalam arti yang sebenarnya, berpusat di Timur Tengah dan Timur Dekat kuno dan selama ribuan tahun sejak itu mereka telah memperluas kekuatannya ke seluruh dunia. Aspek penting dari hal ini adalah, mereka menciptakan jaringan sekolah misteri dan perkumpulan rahasia yang secara diam-diam memperkenalkan Agenda mereka, sementara pada saat yang sama, mereka juga menciptakan institusi seperti agama yang secara mental dan emosional memenjarakan massa dan membuat manusia berperang satu sama lain. Hierarki dari suku keturunan ini tidak hanya dikuasai laki-laki, beberapa posisi kuncinya dipegang oleh perempuan. Tetapi dalam hal jumlah, mereka laki-laki sekali, oleh karena itu saya akan menyebut kelompok ini sebagai Persaudaraan. Bahkan secara lebih akurat, mengingat pentingnya posisi Babel kuno dalam kisah ini, saya juga akan menyebutnya sebagai Persaudaraan Babel. Sedangkan rencana yang mereka sebut ‘Great Work of Ages’, saya menyebutnya Agenda Persaudaraan. Besarnya kontrol Persaudaraan yang terjadinya saat ini, tidak terjadi dalam beberapa tahun bahkan beberapa dekade atau abad sebelumnya: dan itu dapat ditelusuri kembali ke masa ribuan tahun yang lalu. Struktur dari institusi saat ini yang berada dalam pemerintahan, perbankan, bisnis, militer dan media tidak disusupi oleh kekuatan ini, karena institusi-institusi itu adalah karya mereka yang telah mereka ciptakan sejak awal. Agenda Persaudaraan, sebenarnya, adalah Agenda yang berusia ribuan tahun. Itu adalah sebuah rencana yang berkembang, tahap demi tahap, yang bertujuan untuk melakukan kendali secara terpusat atas planet ini.

Yang menempati puncak piramida dari hirarki garis keturunan manusia atas kendali dan penindasan melewati tongkat estafet dari generasi ke generasi, kebanyakan anak laki-laki mengikuti garis ayah. Anak-anak dari garis keluarga ini yang dipilih untuk mewarisi tongkat estafet tersebut sejak lahir telah dididik untuk memahami Agenda dan metode memanipulasi ‘Pekerjaan Hebat’ menjadi kenyataan. Memajukan Agenda telah menjadi misi mereka yang diindoktrinasi sejak awal kehidupannya. Ketika giliran mereka datang untuk bergabung dengan hierarki Persaudaraan dan membawa tongkat estafet ke generasi berikutnya, pendidikan tersebut telah membentuk mereka menjadi orang-orang yang sangat tidak seimbang. Secara intelektual mereka sangat tajam, tetapi tanpa memiliki rasa belas kasihan dan penuh kesombongan bahwa mereka memiliki hak untuk menguasai dunia dan mengendalikan massa yang bodoh yang mereka pandang lebih rendah. Setiap anak dari anggota persaudaraan yang mengancam, menentang atau menolak acuan tersebut akan disisihkan atau ditangani dengan cara lain untuk memastikan bahwa hanya orang yang ‘aman’ yang berhasil mencapai tingkat tertinggi piramida dan mendapatkan pengetahuan rahasia dan sangat canggih yang ada di sana. Beberapa garis keturunan ini dapat disebutkan namanya. British House of Windsor adalah salah satunya, begitu juga keluarga Rothschild, bangsawan dan bangsawan Eropa, Rockefeller, serta sisa-sisa dari apa yang disebut Eastern Establishment of the United States yang menghasilkan presiden Amerika, pemimpin bisnis, bankir dan administrator besar dunia. Tetapi di bagian paling atas, komplotan rahasia yang mengendalikan umat manusia itu beroperasi seperti bayang-bayang dan berada di luar domain publik. Setiap kelompok yang sangat tidak seimbang dan menginginkan kontrol penuh atas planet ini akan melahirkan pertikaian di dalam dirinya sendiri ketika berbagai faksi saling memperebutkan kendali tertinggi. Ini tentu juga berlaku bagi Persaudaraan. Ada perselisihan internal, konflik dan persaingan yang luar biasa disana. Seorang peneliti menggambarkan mereka sebagai sekelompok perampok bank yang semuanya menyetujui pekerjaan itu, tetapi kemudian berdebat tentang bagaimana rampasan itu akan dibagi. Itu adalah deskripsi yang sangat baik dan berdasarkan sejarah, antar faksi-faksi yang berbeda itu memang telah berulang kali saling berperang satu sama lain untuk mendapatkan dominasi. Namun pada akhirnya, bagaimanapun juga mereka akan kembali bersatu demi tercapainya keinginan mereka sehingga rencana-rencana itu dapat diimplementasikan serta pada saat-saat penting ketika menghadapi tantangan bersama sehingga mereka dituntut untuk secara bersama-sama bergabung untuk memajukan Agenda kelompok mereka.

Anda mungkin harus kembali ke masa ratusan ribu tahun yang lalu untuk menemukan titik awal dari kisah manipulasi manusia dan garis keluarga yang mengatur Karya Besar ini. Semakin banyak saya meneliti hal ini selama bertahun-tahun, semakin jelas bagi saya bahwa asal mula garis keturunan dan rencana pengambil-alihan Bumi ini berasal dari satu atau beberapa Ras dari suatu planet dengan lingkungan dan dimensi evolusi lain. Merekalah yang biasa kita sebut dengan Ekstraterestrial. Jika anda masih meragukan keberadaan kehidupan di luar bumi maka pertimbangkan ini sejenak. Matahari kita hanya satu dari 100 miliar bintang di galaksi ini saja. Sir Francis Crick, pemenang Hadiah Nobel, mengatakan ada sekitar 100 miliar galaksi di alam semesta kita dan dia percaya bahwa setidaknya ada satu juta planet di galaksi kita ini yang dapat mendukung kehidupan seperti Bumi. Pikirkan sosok seperti apa yang mungkin untuk mendiami seluruh alam semesta, sebelum kita mulai melihat dimensi lain dari keberadaannya di luar rentang frekuensi indra fisik kita. Jika Anda bepergian dengan kecepatan cahaya, 300.000 km per detik, maka anda akan membutuhkan waktu 4,3 tahun untuk mencapai bintang terdekat dari tata surya ini.

Ini berbicara banyak tentang tingkat kemanusiaan dari indoktrinasi dimana untuk berbicara tentang kehidupan di luar bumi dianggap aneh, namun dengan mengabaikannya dan menyatakan bahwa kehidupan hanya muncul di satu planet kecil ini, hal itu dianggap lebih kredibel! Anda hanya perlu mempertimbangkan struktur luar biasa yang berlimpah dari era dunia kuno untuk melihat bahwa ada ras yang telah maju pada saat itu. Namun disisi lain, kita diberitahu bahwa hanya ada manusia primitif di Masa lalu dan manusia modern yang hidup di zaman ini, dimana hal itu jelas sangat menggelikan. Seperti halnya ‘pemikiran’ yang paling resmi dari lembaga sejarah dan arkeologi yang cenderung mengarang cerita sendiri, dan menyebutnya sebagai fakta yang telah terbukti, namun mengabaikan begitu banyak bukti bahwa mereka salah. Ide-ide semacam itu bukan bertujuan untuk mendidik, tetapi untuk mengindoktrinasi. Siapa pun yang tidak sesuai dengan garis sejarah resmi akan diisolasi oleh rekan sejarawan dan arkeolog mereka yang mengetahui pekerjaan, reputasi, dan pendanaan mereka lebih aman ketika mereka berpegang pada versi resmi, atau, mungkin mereka memang tidak dapat melihat melampaui ujung hidungnya. Hal yang sama juga terlihat pada kebanyakan orang yang memiliki profesi sebagai pengajar dan ‘intelektual’.

Di seluruh planet ini telah banyak ditemukan struktur fantastis yang dibangun ribuan tahun yang lalu yang hanya bisa dibuat dengan teknologi dan seringkali lebih baik daripada yang kita miliki saat ini. Di Baalbek, sebelah timur laut Beirut di Lebanon, tiga bongkahan batu besar, masing-masing seberat 800 ton, dipindahkan setidaknya sejauh sepertiga mil dan dipasang pada dinding yang relatif tinggi. Dan ini dilakukan ribuan tahun sebelum masehi! Selain itu masih ada lagi blok lain di dekatnya yang berbobot kurang lebih 1.000 ton – seberat tiga buah jet jumbo. Bagaimana ini mungkin? Sejarah resmi tidak ingin menjawab pertanyaan semacam itu dan digiring ke arah sana. Bisakah anda bayangkan bagaimana teriakan para ahli bangunan hari ini ketika anda memintanya untuk melakukan hal itu? “Kamu ingin aku melakukan APA?” Dan dia akan mengatakan, “Kamu pasti sudah gila.” Di Peru kita juga mendapati apa yang dikenal sebagai Garis Nazca yang misterius. Disini kita dapat melihat, bagaimana orang-orang purba itu telah mengeruk tanah permukaan untuk menampilkan warna putih dari tanah pada lapisan di bawahnya, dan melalui metode ini mereka membuat penggambaran figur hewan, ikan, serangga, dan burung yang luar biasa. Beberapa dari figur yang mereka buat sangat besar sehingga hanya bisa dilihat secara keseluruhan dari ketinggian 1.000 kaki di atas permukaan tanah! Pengetahuan yang memungkinkan terwujudnya keajaiban seperti Nazca, Baalbek, Piramida Besar di Giza serta kreasi menakjubkan lainnya yang dibangun dengan skala dan tingkat ketelitian yang Menakjubkan tentulah berasal dari ras yang telah maju, yang pada zaman kuno mereka hidup di antara populasi umum yang jauh lebih primitif. Ras-ras ini digambarkan sebagai ‘para dewa’ dalam teks-teks Perjanjian Lama dan karya-karya lain dan dalam berbagai tradisi lisan kuno. Saya dapat mendengar bagaimana para pengikut Alkitab menyangkal bahwa buku mereka berbicara tentang ‘para dewa’. Tetapi itu benar. Ketika kata ‘Tuhan’ digunakan dalam Perjanjian Lama, kata itu sering diterjemahkan dari kata yang berarti dewa, jamak – misalnya adalah Elohim dan Adonai. Anda dapat dengan mudah memahami ketika suatu ras yang melakukan prestasi teknologi sebesar itu dilihat sebagai ‘dewa’ oleh orang-orang yang tidak dapat memahami kemampuan seperti itu. Pada tahun 1930-an, prajurit Amerika dan Australia mendaratkan pesawat mereka di bagian terpencil Papua untuk menjatuhkan pasokan bagi pasukan mereka. Penduduk setempat, yang belum pernah melihat pesawat, percaya bahwa prajurit-prajurit tersebut adalah dewa dan mereka menjadikannya sebagai fokus dalam kepercayaan agama. Ini akan menjadi lebih ekstrem lagi di dunia kuno jika ras maju tersebut adalah makhluk dari planet atau bintang atau dimensi lain, dengan pesawat terbang yang lebih maju daripada apapun yang diterbangkan (setidaknya secara resmi!) Oleh militer saat ini.

Masuknya pengetahuan dari luar planet atau sumber lain ini akan menjelaskan begitu banyak ‘misteri’ sehingga sejarah resmi menyapanya dengan keheningan yang memekakkan telinga. Prestasi dalam pembuatan bangunan yang luar biasa itu juga menjadi dapat dijelaskan dan begitu juga misteri mengapa peradaban awal seperti Mesir dan Sumer (tanah Shinar dalam Alkitab) muncul tanpa melalui tahapan perkembangan, dan langsung berada pada puncak peradaban untuk kemudian secara bertahap membusuk, disaat evolusi yang normal memulainya dari tingkat yang rendah dan secara perlahan-lahan meningkat melalui proses pembelajaran dan pengalaman. Jelas ada suatu infus pengetahuan yang sangat maju namun kemudian menghilang dari kebanyakan orang. Dalam hampir setiap budaya di seluruh dunia selalu ada kisah dan teks kuno yang menggambarkan kehadiran ‘dewa’ yang membawa pengetahuan tingkat tinggi ini. Ini sekali lagi menjadi penjelasan dari misteri tentang bagaimana orang-orang kuno tersebut memiliki pemahaman astronomi yang fenomenal. Ada legenda tak berujung di seluruh dunia saat mereka menyebutkan tentang Zaman Keemasan, yang kemudian dihancurkan oleh bencana alam dan diikuti dengan ‘kejatuhan Manusia’. Penyair Yunani kuno, Heslod, menggambarkan dunia sebelum ‘kejatuhannya’:

“Manusia hidup seperti Dewa, tanpa kejahatan atau nafsu, kesesakan atau kerja keras. Dalam persahabatan yang bahagia dengan makhluk langit (makhluk luar angkasa?), Mereka melewati hari-hari mereka dalam ketenangan dan kegembiraan, hidup bersama dalam kesetaraan sempurna, dipersatukan oleh rasa saling percaya dan cinta. Bumi lebih indah dari sekarang, dan secara spontan menghasilkan beragam buah. Manusia dan hewan berbicara dalam bahasa yang sama dan bercakap-cakap satu sama lain (telepati). Seorang laki-laki masih dianggap anak muda pada usia seratus tahun. Mereka tidak memiliki ketakutan dengan usia yang dikhawatirkan akan menyusahkan mereka dan ketika mereka memasuki tingkat kehidupan yang lebih tinggi, mereka melaluinya seperti sebuah mimpi indah. ”1

Mungkin terdengar utopis, tetapi ada banyak kisah dari setiap budaya kuno yang menggambarkan dunia di masa lalu dalam istilah-istilah tersebut. Kita dapat menciptakan kembali visi itu jika kita mengubah cara berpikir dan cara kita merasakan. Laporan paling komprehensif tentang kehadiran ras maju tersebut terkandung dalam puluhan ribu tablet tanah liat yang ditemukan pada tahun 1850, di wilayah yang berjarak sekitar 250 mil dari Baghdad, Irak, oleh seorang berkebangsaan Inggris, Sir Austen Henry Layard ketika dia menggali situs Nineveh, ibukota Asyur. Situs ini terletak di dekat kota Mosul Irak sekarang. Temuan lain yang menyusul berikutnya di wilayah ini adalah apa yang dulu dikenal sebagai Mesopotamia, dimana sumber asli pengetahuan mereka bukanlah dari bangsa Asiria, melainkan bangsa Sumeria yang tinggal di daerah yang sama, pada masa sekitar 4.000 hingga 2.000 SM. Oleh karena itu, saya akan merujuk tablet tanah liat tersebut sebagai Teks atau Tablet Sumeria. Itu adalah salah satu penemuan sejarah terbesar yang dapat dibayangkan, namun 150 tahun setelah ditemukan, ia masih diabaikan oleh sejarah dan pendidikan konvensional. Mengapa? Karena penemuan itu telah menghancurkan sejarah versi resmi. Penerjemah yang paling terkenal dari tablet-tablet ini adalah seorang cendekiawan dan penulis Zecharia Sitchin, yang dapat membaca bahasa Sumeria, Aram, Ibrani, dan bahasa-bahasa Timur Tengah dan Timur Dekat lainnya.2 Ia telah meneliti dan menerjemahkan Tablet Sumeria secara luas dan tidak ragu bahwa isi dari tablet itu menggambarkan makhluk luar angkasa. Beberapa peneliti mengatakan bahwa ia menggunakan versi bahasa Sumeria yang lebih baru untuk menerjemahkan tablet yang lebih awal dan, oleh karena itu, beberapa terjemahannya mungkin tidak 100% akurat. Saya pikir tema pokoknya sudah benar, dan memang dari beberapa catatan dan bukti lain juga mendukung hal ini, tetapi saya secara pribadi meragukan beberapa detail diantaranya. Dan saya pikir beberapa dari interpretasi Sitchin sangat layak untuk dipertanyakan, meskipun saya setuju dengan tesis tersebut secara keseluruhan. Menurut terjemahannya (dan terjemahan yang lain) Teks itu mengatakan bahwa peradaban Sumeria, dimana banyak fitur masyarakat modern berasal, merupakan “hadiah dari para dewa”. Bukan dewa mitos, tetapi dewa fisik yang hidup dan berada di antara mereka. Tablet itu menyebut dewa-dewa ini sebagai AN.UNNAK.KI (Dia yang datang dari Surga ke Bumi), dan DIN.GIR (Orang mulia yang mengendarai Roket yang menyala-nyala). Nama Sumer itu sendiri adalah KI.EN.GIR (Negeri dari Dewa yang mengendarai Roket yang menyala-nyala dan juga disebut Negeri dari Para Pengamat, menurut Sitchin). Teks kuno yang dikenal sebagai Kitab Henokh juga menyebut tentang para dewa ‘Pengamat’, seperti yang dinyatakan oleh orang Mesir. Nama Mesir untuk dewa-dewa mereka, Neteru, secara harfiah diterjemahkan sebagai Pengamat dan orang Mesir juga mengatakan bahwa dewa-dewa mereka datang dengan perahu langit.

Gambaran Tata surya yang menunjukkan lokasi dari sabuk asteroid yang terletak di antara Mars dan Yupiter yang, meskipun perinciannya berbeda-beda, namun banyak laporan kuno dan modern yang menyebutkan bahwa itu adalah sisa-sisa dari sebuah planet

Menurut Zecharia Sitchin, tablet itu menggambarkan bagaimana Anunnaki berasal dari sebuah planet bernama Nibiru (The Planet of the Crossing) yang ia yakini memiliki orbit elips 3,600 tahun yang orbitnya memotong diantara Jupiter dan Mars dan kemudian menjauh kembali di luar Pluto. Ilmu pengetahuan modern telah mengidentifikasi benda langit yang disebut Planet X yang terletak di luar Pluto dan diyakini sebagai bagian dari tata surya ini. Walaupun orbit elips itu membuatnya sangat tidak stabil dan sulit dipertahankan. Para ilmuwan yang saya percaya, meyakini bahwa Sitchin keliru dalam teorinya tentang Nibiru, meskipun tema utamanya tentang Anunnaki benar. Tablet Sumeria, berdasarkan terjemahan Sitchin, menggambarkan bagaimana, selama pembentukan awal tata surya, Nibiru menyebabkan kehancuran sebuah planet yang pernah ada antara Jupiter dan Mars. Bangsa Sumeria menyebutnya Tiamat, sebuah planet yang mereka juluki ‘moster berair’. Mereka mengatakan bahwa puing-puing dari tabrakan Tiamat dengan bulan Nibiru itulah yang menciptakan Gelang Besar – sabuk asteroid yang ditemukan antara Mars dan Jupiter. Apa yang tersisa dari Tiamat kemudian terlempar ke orbit lain, menurut teks tersebut, dan akhirnya menjadi Bumi (lihat Gambar 2). Nama Sumeria untuk Bumi memiliki arti Dia yang dibelah dan memiliki lubang besar, yang kata mereka, disebabkan oleh tabrakan. Menariknya, jika anda mengambil seluruh air di Samudra Pasifik maka anda akan melihat sebuah lubang yang sangat besar.

Tablet adalah sebuah catatan tertulis yang bersumber dari tradisi lisan dan berasal dari masa lalu yang sangat jauh sehingga anda harus berhati-hati karena bisa saja ada beberapa detail yang belum ditambahkan atau mungkin telah hilang dan kami juga tidak mengambil simbolisme atau perumpamaan-perumpamaan yang mungkin terdapat pada tablet sebagai kebenaran literal. Saya yakin bahwa beberapa kebingungan yang muncul itu terjadi dengan cara ini. Saya sendiri ragu dengan skenario Nibiru-Tiamat dan skala waktu yang diduga. Tetapi ada banyak kebenaran dalam Teks tersebut yang dapat dibuktikan, paling tidak dalam pengetahuan mereka tentang astronomi. Tablet itu telah menggambarkan tata surya dengan planet-planetnya secara benar dalam hal posisi, orbit, ukuran relatif, dan keakuratannya, dan itu baru dapat dikonfirmasi dalam 150 tahun terakhir sejak beberapa dari planet tersebut ditemukan. Tablet itu juga menggambarkan sifat dan warna dari Neptunus dan Uranus dengan cara yang hanya dapat dikonfirmasi dalam beberapa tahun terakhir! Terlebih lagi, para ‘ahli’ modern mengharapkan agar gambaran tentang planet-planet itu tidak terlihat mirip dengan aslinya, namun sayangnya bangsa Sumeria telah mengetahui hal itu ribuan tahun sebelum masehi terhadap apa yang baru saja ditemukan oleh sains ‘canggih’ kita.

Yang paling menakjubkan dari Tablet Sumeria adalah cara mereka menggambarkan penciptaan homo sapiens. Sitchin mengatakan bahwa Anunnaki datang ke Bumi sekitar 450.000 tahun yang lalu untuk menambang emas di tempat yang sekarang disebut Afrika. Pusat penambangan utama berada di Zimbabwe hari ini, sebuah wilayah yang oleh orang Sumeria disebut AB.ZU (deposit dalam), katanya. Studi oleh Anglo-American Corporation telah menemukan bukti luas adanya penambangan emas di Afrika yang telah dilakukan setidaknya sekitar 60.000 atau mungkin 100.000 tahun yang lalu 3. Emas yang ditambang oleh Anunnaki ini dikirim kembali ke planet asal mereka dari pangkalannya di Timur Tengah, kata Sitchin. Saya pikir ada banyak lagi yang perlu diketahui tentang bisnis ‘penambangan emas’ ini, dan saya tidak percaya bahwa itu adalah alasan utama mereka datang ke sini, jika memang itu adalah alasan satu-satunya. Pada awalnya penambangan emas itu dilakukan sendiri oleh mereka dan pelaksananya adalah Anunnaki yang berasal dari kelas pekerja, kata Sitchin, tetapi kemudian terjadi pemberontakan oleh para penambang sehingga elit kerajaan Anunnaki memutuskan untuk membuat ras budak baru yang akan ditugaskan untuk melakukan pekerjaan. Tablet itu menggambarkan bagaimana gen Annunaki dan manusia asli kemudian digabungkan dalam tabung reaksi untuk menciptakan manusia ‘yang diperbarui’ yang mampu melakukan tugas-tugas yang dibutuhkan oleh Anunnaki. Gagasan tentang bayi tabung akan terdengar konyol ketika tablet itu ditemukan pada tahun 1850, tetapi justru itulah yang sekarang dilakukan oleh para ilmuwan. Berkali-kali penelitian modern telah mendukung dan membuktikan kebenaran tema Tablet Sumeria. Sebagai contoh, ada peningkatan yang berlangsung secara tiba-tiba dan sejauh ini tidak dapat dijelaskan mengenai bentuk fisik manusia sekitar 200.000 tahun yang lalu. Ilmu pengetahuan resmi tidak mengatakan apa-apa tentang hal ini dan hanya menggumamkan istilah-istilah seperti ‘tautan yang hilang’. Tetapi beberapa fakta yang tidak dapat dihindari perlu ditangani. Tiba-tiba bentuk fisik dari yang sebelumnya dikenal sebagai homo erectus itu secara mendadak berubah menjadi apa yang sekarang kita sebut homo sapiens. Sejak awal homo sapiens baru ini telah memiliki kemampuan untuk berbicara dalam bahasa yang kompleks dan memiliki ukuran otak yang meningkat secara besar-besaran. Ahli biologi Thomas Huxley mengatakan bahwa perubahan besar seperti itu membutuhkan waktu puluhan juta tahun. Pandangan ini didukung oleh bukti keberadaan homo erectus yang tampaknya telah muncul di Afrika sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Selama lebih dari satu juta tahun bentuk fisik mereka tampaknya tetap sama, tetapi kemudian, entah dari mana, terjadi perubahan dramatis menjadi homo sapiens. Kemudian sekitar 35.000 tahun yang lalu kembali terjadi peningkatan secara mendadak yang memunculkan homo sapiens sapiens, yang memiliki bentuk fisik Manusia seperti yang kita lihat sekarang. Tablet Sumeria menyebutkan dua orang yang terlibat dalam penciptaan ras budak. Mereka adalah ilmuwan kepala bernama Enki, sang Dewa Bumi (Ki = Bumi) dan Ninkharsag, yang juga dikenal sebagai Ninti (Wanita penjaga kehidupan) karena keahliannya dalam bidang kedokteran. Dia kemudian disebut sebagai Mammi, dari mana datang kata mama dan ibu. Ninkharsag dalam penggambaran Mesopotamia dilambangkan dengan alat yang digunakan untuk memotong tali pusat. Alat ini berbentuk seperti tapal kuda dan digunakan pada zaman kuno. Dia juga menjadi ibu dewi dari berbagai aliran agama dengan nama-nama seperti Ratu Semiramis, Isis, Barati, Diana, Mary dan banyak lagi yang lainnya, yang dari legenda ini kemudian menyebar ke seluruh dunia. Dia sering digambarkan sebagai wanita hamil. Teks-teks itu kemudian menceritakan tentang kepemimpinan Anunnaki:

Mereka memanggil dan bertanya kepada dewi, sang bidan dari para dewa, pemberi kelahiran yang bijak (berkata), “Bagi makhluk, berikanlah kehidupan, ciptakanlah para pekerja! Ciptakanlah pekerja primitif, agar ia dapat memikul beban! Biarkanlah dia menanggung beban yang diberikan oleh Enlil, Biarkanlah para pekerja itu yang membawa jerih payah para dewa! “4

Enlil adalah komandan Anunnaki dan Enki adalah saudara tirinya. Enki dan Ninkharsag mengalami banyak kegagalan ketika mereka mencari campuran genetik yang tepat, demikianlah Tablet itu memberitahu kita. Ada kisah yang menceritakan tentang bagaimana mereka melakukan percobaan yang menghasilkan orang dengan cacat besar serta berbagai hibrida humananimal. Berbagai hal yang mengerikan, persis sama dengan apa yang diklaim terjadi hari ini di pangkalan bawah tanah manusia-makhluk luar angkasa di seluruh dunia. Kisah Frankenstein, pria yang diciptakan di laboratorium, bisa menjadi simbol dari peristiwa ini. Kisah itu sendiri ditulis oleh Mary Shelley, istri dari seorang penyair terkenal. Untuk diketahui bahwa Mary Shelley dan suaminya adalah inisiat tinggi dari sebuah jaringan masyarakat rahasia yang telah menimbun dan menekan pengetahuan ini sejak zaman kuno. Tablet itu mengatakan bahwa Enki dan Ninkharsag akhirnya menemukan campuran yang tepat dan menjadikannya homo sapiens pertama, makhluk yang oleh orang Sumeria disebut LU.LU (Orang yang telah dicampur). Ini adalah ‘Adam’ yang disebutkan dalam Alkitab. LU.LU adalah hibrida genetik, yang menyatukan homo erectus dengan gen ‘dewa’ untuk menciptakan budak, lebah pekerja manusia, sekitar 200.000-300.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, versi wanitapun kemudian juga dibuat. Nama Sumeria untuk manusia adalah LU, yang akar katanya berarti pekerja atau pelayan, atau bisa juga digunakan untuk menyiratkan hewan peliharaan. Dan Inilah yang kemudian dilakukan umat manusia sejak saat itu. Anunnaki telah mengungkapkannya secara terang-terangan dan disisi lain mereka secara rahasia telah memerintah planet ini selama ribuan tahun. Terjemahan yang salah dari Alkitab serta bahasa simbolis yang diambil secara harfiah telah menghancurkan makna aslinya dan memberi kita kisah-kisah fantasi. Kitab Kejadian dan Keluaran ditulis oleh para Imam Ibrani, yaitu orang-orang Lewi, setelah mereka dibawa ke Babel sekitar tahun 586 SM. Babel menempati daratan yang sebelumnya adalah milik peradaban Sumer oleh karena itu orang-orang Babilonia, begitu pula orang-orang Lewi, mengetahui kisah-kisah orang Sumeria. Dari catatan-catatan yang banyak inilah orang Lewi kemudian menyusunnya menjadi kitab Kejadian dan Keluaran. Sumbernya jelas. Tablet Sumeria berbicara tentang E.DIN (Tempat tinggal dari orang-orang Mulia). Penamaan ini memiliki kaitan dengan nama Sumeria untuk dewa-dewa mereka, DIN.GIR (Orang mulia yang mengendarai Roket yang menyala-nyala). Ketika bangsa Sumeria berbicara tentang Edin, Kitab Kejadian berbicara tentang Taman Eden. Karena tempat itu adalah pusat dari para dewa, para Anunnaki. Ketika Tablet Sumeria berbicara tentang Raja Sargon yang lebih tua, yang ditemukan sebagai bayi yang diletakkan di dalam keranjang dan mengambang di sungai dan dibesarkan oleh keluarga kerajaan. Kitab Keluaran berbicara tentang Musa yang ditemukan sebagai bayi yang diletakkan di dalam keranjang dan mengambang di sungai dan dibesarkan oleh seorang putri kerajaan dan diangkat sebagai anggota keluarga kerajaan Mesir. Daftar-daftar ‘kebetulan’ semacam ini sangat banyak kita temukan dan muncul terus menerus.

Perjanjian Lama adalah contoh klasik dari daur ulang agama yang kemudian menelurkan semua agama. Jadi, ketika anda mencari makna asli dari kitab Kejadian serta kisah Adam, anda harus kembali dan mencarinya dalam kisah Sumeria untuk melihat bagaimana kisah tersebut diolah. Kitab Kejadian mengatakan bahwa ‘Allah’ (para dewa) menciptakan manusia pertama, Adam, dari ‘debu yang berasal dari tanah’ dan kemudian menggunakan tulang rusuk Adam untuk menciptakan Hawa, wanita pertama. Zecharia Sitchin menunjukkan bahwa terjemahan ‘debu yang berasal dari tanah’ berasal dari kata tit dan itu berasal dari istilah Sumeria, TI.IT, yang berarti ‘apa yang ada bersama kehidupan’. Adam tidak diciptakan dari debu yang berasal dari tanah, tetapi dari apa yang ada bersama kehidupan, yaitu sel yang hidup. Istilah Sumeria, TI, berarti tulang rusuk dan bisa juga berarti kehidupan dan sekali lagi para penerjemah it telah membuat pilihan yang salah. Hawa (Dia yang Memiliki Kehidupan) tidak diciptakan dari tulang rusuk, tetapi dari sel yang hidup. Telur manusia dalam penciptaan Lulu / Adam berasal dari seorang wanita di Abzu, Afrika, menurut teks Sumeria, dan temuan fosil modern serta penelitian antropologis menunjukkan bahwa homo sapiens memang muncul dari Afrika. Pada 1980-an, Douglas Wallace dari Emory University di Georgia membandingkan DNA (cetak biru kehidupan fisik) dari 800 perempuan dan menyimpulkan bahwa DNA itu berasal dari leluhur perempuan tunggal.5 Wesley Brown dari University of Michigan mengatakan, setelah memeriksa DNA dari 21 wanita dari berbagai latar belakang genetik dari seluruh dunia, ia menyimpulkan bahwa mereka semua berasal dari satu sumber tunggal yang pernah tinggal di Afrika antara 180.000 sampai dengan 300.000 tahun yang lalu.6 Rebecca Cann dari University of California di Berkeley melakukan hal yang sama dengan 147 wanita dari beragam ras dan latar belakang geografis, dia mengatakan bahwa warisan genetis mereka yang sama itu karena mereka semua berasal dari leluhur tunggal yang muncul sekitar 150.000 sampai dengan 300.000 tahun yang lalu.7 Studi lain terhadap 150 wanita Amerika berdasarkan garis genetiknya akan membawa kita kembali ke Eropa, Afrika dan Timur Tengah, bersama dengan orang Aborigin Australia dan New Guinea, sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki leluhur wanita yang sama yang tinggal di Afrika antara 140.000 dan 290.000 tahun yang lalu.8 Secara pribadi saya pikir ras manusia dibiakkan dengan benih yang berasal dari berbagai sumber; bukan hanya Annunaki.

Tablet Sumeria dan kisah Akkadia selanjutnya memberikan nama serta hierarki dari Anunnaki. Mereka menyebut ‘Ayah’ dari para dewa sebagai AN, sebuah kata yang berarti surga. Bapa kita yang ada di surga? AN, atau Anu menurut orang Akkadia, lebih sering tinggal di surga bersama istrinya, Antu, dan dia jarang mengunjungi planet yang mereka sebut E.RI.DU (Rumah yang dibangun di tempat yang jauh), sebuah kata yang kemudian berevolusi menjadi Bumi. Atau setidaknya itu adalah terjemahan dari Zecharia Sitchin. Deskripsi tersebut juga dapat menyiratkan bahwa Anu lebih sering berada di pegunungan tinggi di Timur Dekat dimana terdapat ‘Taman Eden’, sebagai tempat tinggal para dewa, ini hanyalah sebuah dugaan yang dipertimbangkan berdasarkan pada bukti-bukti yang ada, dan ia hanya melakukan kunjungan yang sangat jarang ke dataran Sumer. Kota dari orang Sumeria disebut Eridu. Anu mengirimkan dua orang putranya untuk mengembangkan dan memerintah Bumi, menurut Tablet. Mereka adalah Enki, orang yang dikatakan telah menciptakan homo sapiens, dan saudara tirinya, Enlil. Diantara keduanya kemudian terjadi persaingan sengit memperebutkan kendali penuh atas planet ini. Enki, anak pertama Anu, adalah bawahan dari Enlil, ini terjadi disebabkan oleh obsesi Anunnaki pada kemurnian genetik. Ibu Enlil adalah saudara tiri Anu dan persatuan ini akan mewariskan gen laki-laki yang lebih efisien daripada kelahiran Enki yang melalui ibu lain. Selanjutnya Tablet itu menggambarkan bagaimana Anunnaki menciptakan garis keturunan untuk memerintah umat manusia atas nama mereka dan ini, menurut pendapat saya, adalah keluarga yang masih mengendalikan dunia hingga hari ini. Tablet Sumeria menggambarkan bagaimana kerajaan kemudian diberikan kepada manusia oleh Anunnaki dan pada awalnya dikenal sebagai Anuship dibawah An atau Anu, penguasa ‘para dewa’. Keluarga Persaudaraan ini terobsesi dengan garis keturunan dan warisan genetik, sehingga mereka melakukan perkawinan silang tanpa memperhatikan cinta. Keluarga kerajaan (keluarga!) dan aristokrasi Eropa dan apa yang disebut Eastern Establishment families di Amerika Serikat adalah contoh nyata dari hal ini. Mereka dari suku yang sama dan terkait secara genetis. Inilah sebabnya mengapa keluarga Persaudaraan itu selalu terobsesi dengan kawin silang, sama seperti apa yang digambarkan oleh Tablet Sumeria tentang Anunnaki. Mereka tidak melakukan perkawinan silang karena keangkuhan, tetapi untuk mempertahankan struktur genetik yang memberi mereka kemampuan tertentu, terutama kemampuan untuk ‘berubah bentuk’ dan bermanifestasi ke dalam bentuk lain. Saya akan membahas hal ini secara lebih rinci dalam waktu dekat.

Tablet itu menggambarkan bagaimana manusia diberi kemampuan untuk berkembang biak oleh Enki dan ini menyebabkan ledakan pada populasi manusia yang mengancam akan membanjiri Anunnaki, yang jumlahnya tidak pernah besar. Anunnaki memiliki banyak konflik internal dan perang teknologi tinggi satu sama lain, ketika faksi Enlil dan Enki berjuang untuk memperebutkan kendali. Secara umum dapat diterima oleh para peneliti tentang Anunnaki bahwa Enki berada di pihak umat manusia, tetapi tampaknya menurut saya kedua kelompok ini menginginkan dominasi atas planet bumi dan itulah motivasi mereka yang sebenarnya. Seperti yang didokumentasikan Zecharia Sitchin dalam terjemahannya, dan para pembaca kitab suci Veda di India, yang juga akan mengonfirmasi, bahwa ada banyak kisah tentang ‘para dewa’ yang berperang satu sama lain ketika mereka berjuang untuk memperebutkan supremasi. Catatan Sumeria menggambarkan bagaimana putra-putra dari ‘dewa’ Annunaki juga terlibat dalam perang ini. Mereka adalah keturunan Enki dan Enlil, saudara tiri yang menjadi saingan sengit, dan putra-putra mereka memainkan pertempuran itu dalam konflik berteknologi tinggi, kata Tablet. Salah satu pertempuran yang tampaknya melibatkan mereka adalah penghancuran kota Sodom dan Gomora dalam Alkitab. Kota-kota ini mungkin terletak di ujung selatan Laut Mati dimana, hari ini, berdasarkan hasil pembacaan radiasi menunjukkan tingkat radiasi yang jauh lebih tinggi dari kondisi normal Pada saat itu, menurut Alkitab, ketika istri Lot melihat ke belakang, ia diubah menjadi tiang garam. Setelah melihat pada catatan dari orang Sumeria, Zecharia Sitchin mengatakan bahwa terjemahan yang benar dari ayat itu seharusnya dibaca bahwa istri Lot diubah menjadi pilar uap yang, secara perbandingan, agak lebih masuk akal!

Di seluruh dunia dalam setiap budaya asli anda akan menemukan bahwa cerita tentang Banjir Besar dengan teks yang terdapat dalam Tablet Sumeria relatif tidak berbeda. Sitchin mengatakan bahwa tablet itu menceritakan bagaimana Anunnaki meninggalkan planet ini dengan pesawat terbang, ketika gelombang besar air menyapu umat manusia. Tidak ada keraguan bahwa bencana yang tak terbayangkan itu atau lebih tepatnya bencana global, melanda Bumi sekitar 11.000 sampai dengan 4.000 SM. Bukti geologis dan biologis memberikan dukungan yang sangat besar terhadap cerita dan tradisi yang tak terhitung jumlahnya yang menggambarkan peristiwa tersebut. Mereka datang dari Eropa, Skandinavia, Rusia, Afrika, seluruh benua Amerika, Australia, Selandia Baru, Asia, Cina, Jepang, dan Timur Tengah. Dari mana-mana. Beberapa berbicara tentang panas luar biasa yang merebus laut; gunung yang menghembuskan api; lenyapnya Matahari dan Bulan serta kegelapan yang mengikutinya; hujan darah, es dan batu; Bumi yang terbalik; langit yang jatuh; naik dan tenggelamnya daratan; hilangnya benua besar; kedatangan es; dan hampir semuanya menggambarkan peristiwa banjir yang luar biasa yang pernah melanda Bumi. Gelombang pasang yang disebabkan oleh komet seperti dalam film, Deep Impact, memberi anda gambaran tentang seperti apa bencana itu. Teks Cina kuno menggambarkan bagaimana pilar yang menopang langit runtuh; tentang bagaimana Matahari, Bulan dan bintang-bintang turun di sisi barat laut, dimana posisi langit menjadi sangat rendah; sungai, laut, dan samudra mengalir ke tenggara di mana Bumi tenggelam dan kebakaran besar dipadamkan oleh banjir yang besar. Di Amerika, orang Indian Pawnee menceritakan kisah yang sama tentang masa ketika bintang kutub utara dan selatan berganti tempat dan bersilangan saling mengunjungi. Tradisi Amerika Utara menceritakan tentang awan besar yang muncul disertai panas yang begitu kuat sehingga air mendidih. Orang-orang Eskimo di Greenland memberitahu para misionaris awal bahwa dahulu Bumi pernah terbalik. Legenda Peru mengatakan bahwa Andes terpecah ketika langit berperang dengan Bumi. Mitos Brasil menggambarkan bagaimana langit meledak dan pecahan-pecahannya jatuh menewaskan segala sesuatu dan semua orang ketika surga dan Bumi berubah tempat. Dan orang-orang Indian Hopi di Amerika Utara mencatat bahwa: “Bumi terkoyak menjadi jurang-jurang yang besar, dan air menutupi segalanya kecuali satu tebing sempit berlumpur”.9

Semua ini berkorelasi erat dengan legenda Atlantis dan Mu atau Lemuria: dua benua luas, yang terletak di Atlantik dan di Pasifik, yang diyakini banyak orang telah diperintah oleh suatu ras yang sangat maju. Benua ini dikatakan telah tenggelam di bawah laut oleh keadaan seperti yang telah dijelaskan di atas, dan hanya menyisakan pulau-pulau kecil seperti Azores sebagai sisa-sisa dari kemuliaan mereka sebelumnya. Atlantis digambarkan oleh Plato (427-347 SM), seorang filsuf Yunani kuno sekaligus inisiat tinggi jaringan sekolah misteri dari masyarakat rahasia. Hingga hari ini jaringan rahasia ini telah memberikan banyak pengetahuan kepada beberapa orang yang dipilih sambil menyangkal hak istimewa tersebut di depan orang banyak. Sejarah resmi menepis anggapan Plato bahwa benua semacam itu ada dan ada perbedaan sejarah yang jelas dalam kisahnya, tetapi ada dukungan geologis terhadap tema dasarnya. Azores, yang diyakini sebagian orang adalah bagian dari Atlantis, yang terletak di Mid-Atlantic Ridge yang terhubung degan garis fraktur yang mengelilingi planet ini (lihat Gambar 3). Garis ini berlanjut hingga sejauh 40.000 mil. Mid-Atlantic Ridge adalah salah satu area terpenting untuk gempa bumi dan gunung berapi. Empat lempeng tektonik yang luas yaitu, Eurasia, Afrika, Amerika Utara, dan Karibia, semuanya bertemu dan bertabrakan di wilayah ini sehingga membuatnya sangat tidak stabil secara geologis. Baik Azores maupun kepulauan Canary (dinamai berdasarkan nama Latin untuk anjing ‘canine’ dan bukan dari nama burung canary!), Menjadi sasaran aktivitas vulkanik yang meluas pada periode waktu yang menurut Plato sebagai akhir dari Atlantis. Lava Tachylite yang hancur dalam air laut sekitar 15.000 tahun yang lalu masih dapat ditemukan di dasar laut di sekitar Azores, membenarkan pergolakan yang baru-baru ini terjadi secara geologis.10 Bukti lain, termasuk pasir yang dikumpulkan dari kedalaman 10.500-18.440 kaki, mengungkapkan bahwa dasar laut dalam wilayah ini pastilah, lagi-lagi secara geologis, pernah berada di atas permukaan laut.11 Ahli kelautan, Maurice Ewing, menulis di majalah National Geographic bahwa: “Entah daratannya yang tenggelam sedalam dua atau tiga mil, atau lautnya yang dulu pernah dua atau tiga mil lebih rendah dari sekarang. Kedua kesimpulan itu sama-sama mengejutkan.”12

Mid-Atlantic Ridge, pusat gempa bumi dan aktivitas gunung berapi di daerah Samudra Atlantik di mana Plato tampaknya menempatkannya sebagai lokasi dari Atlantis

Bukti geologis dan biologis juga menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik yang meluas menyebabkan tenggelamnya tanah di wilayah Azores, yang terjadi pada saat bersamaan dengan pecah dan tenggelamnya massa tanah yang dikenal sebagai Appalachia yang menghubungkan apa yang sekarang kita sebut sebagai Eropa, Amerika Utara, Islandia, dan Greenland.13 Bahkan tingkat perendaman mereka tampaknya juga berkaitan erat. Bukti serupa juga dapat dihasilkan untuk mendukung pandangan bahwa benua yang dikenal sebagai Mu atau Lemuria sekarang bersandar di dasar samudra Pasifik.14 Apa yang disebut Segitiga Bermuda antara Bermuda, Florida selatan, dan sebuah titik di dekat Antilles, telah lama dikaitkan dengan Atlantis. Ini juga merupakan area yang dipenuhi dengan legenda hilangnya kapal dan pesawat. Bangunan, dinding, jalan, dan lingkaran batu yang terendam disana, di dekat Bimini di bawah perairan Bahama Bank, ada yang berbentuk seperti Stonehenge, bahkan ada pula yang tampak seperti piramida, dan letak dari semua bangunan-bangunan ‘aneh’ itu masih berada di dalam area ‘segitiga’ tersebut.15 Termasuk beberapa susunan dinding atau jalan yang menciptakan formasi garis-garis yang saling bersilangan.16 Disamping itu, beberapa fakta lain yang juga tidak diketahui oleh kebanyakan orang misalnya: bahwa Himalaya, Pegunungan Alpen, dan Andes dengan ketinggiannya sekarang ini, yaitu sekitar 12.500 kaki, baru dimulai sejak 11.000 tahun yang lalu.17 Sebelumnya, sebagian besar wilayah itu berada di permukaan laut! Mengapa begitu banyak ikan dan fosil lautan lain ditemukan di pegunungan? Karena gunung-gunung itu dulunya berada di permukaan laut. Dalam istilah geologis peristiwa tersebut tergolong baru, belum lama terjadi. Ada peningkatan pengakuan bahwa Bumi telah mengalami beberapa pergolakan geologis kolosal. Perdebatan (yang seringkali menjadi permusuhan) datang dengan pertanyaan kapan dan mengapa hal itu terjadi. Gejolak-gejolak ini jelas melibatkan tata surya secara keseluruhan karena setiap planet menunjukkan bukti adanya beberapa peristiwa dahsyat yang mempengaruhi permukaan, atmosfer, kecepatan, dan sudut orbit atau rotasi. Saya pikir tema Tablet Sumeria benar, tetapi saya ragu dengan beberapa detailnya, tidak terkecuali karena periode luas yang telah berlalu sejak 450.000 tahun yang lalu ketika Anunnaki datang, dan waktu, yang hanya beberapa ribu tahun yang lalu, ketika akun-akun ini ditulis. Tentu saja ada bencana besar di Bumi sekitar 11.000 SM (atau 13.000 tahun yang lalu) yang telah menghancurkan peradaban maju Zaman Emas berteknologi tinggi dan bahwa periode 13.000 tahun yang lalu itu mungkin merupakan periode yang sangat penting dan sangat relevan dengan waktu yang kita jalani sekarang. Karena, seperti halnya planet-planet dalam tata surya yang berputar mengelilingi Matahari, demikian pula tata surya kita yang juga berputar mengelilingi pusat galaksi. ‘Matahari pusat’ ini adalah matahari galaksi, atau kadang-kadang disebut sebagai Matahari Hitam. Untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi pusat galaksi diperlukan waktu sekitar 26.000 tahun bagi tata surya kita dan ini yang dikenal dalam budaya India sebagai yuga. Beberapa peneliti meyakini bahwa setengah dari masa 26.000 tahun itu Bumi miring ke arah Matahari Hitam, sang sumber cahaya, dan untuk masa 13.000 tahun kedua Bumi miring menjauh dari Matahari Hitam. Siklus ini akan memberikan efek yang sangat berbeda karena planet ini akan bermandikan cahaya positif selama 13.000 tahun dan kemudian bergerak ke ‘kegelapan’ selama 13.000 berikutnya. Ini secara fundamental juga mempengaruhi energi di mana kita semua hidup. Menariknya, 13.000 tahun yang lalu Zaman Keemasan kelihatannya telah berakhir dengan bencana dan konflik, dan hari ini (atau 13.000 tahun kemudian setelah masa kehancuran dari Zaman Keemasan tersebut) berdasarkan siklus 13.000 tahunnya maka masa ‘kegelapan’ telah mencapai ujungnya, sehingga kebangkitan spiritual global yang cepat dan peristiwa-peristiwa luar biasa sepertinya akan menanti kita dalam beberapa tahun ke depan. Karena kita akan memasuki periode cahaya lagi. Jadi memang bencana fantastis di sekitar masa 13.000 tahun yang lalu itulah yang telah mengakhiri peradaban berteknologi tinggi dari Zaman Keemasan. Tetapi apakah itu satu-satunya bencana global? Berdasarkan bukti-bukti yang ada, tampaknya tidak demikian.

Seorang teman saya di California, Brian Desborough, adalah seorang peneliti dan ilmuwan yang sangat saya hormati. Dia telah terlibat dalam penelitian dirgantara dan telah dipekerjakan dalam penelitian ilmiah ini dan yang lainnya oleh banyak perusahaan. Brian adalah lelaki yang sangat berhati-hati, alih-alih mengikuti hasil konvensi, ia akan lebih memilih untuk melihat semua bukti dan mengikuti kemana bukti-bukti itu akan membawanya. Dia telah mengumpulkan beberapa informasi yang sangat rinci dan menarik tentang dunia kuno serta hubungannya dengan manipulasi terhadap informasi tersebut yang dilakukan oleh Persaudaraan saat ini. Pada saat ia bekerja untuk sebuah perusahaan besar Amerika Serikat pada 1960-an, fisikawan mereka telah menyelesaikan studi independen mereka sendiri yang menunjukkan bahwa sekitar 4.800 SM, planet besar yang kemudian kita kenal sebagai Jupiter, masuk ke dalam sistem tata surya kita. Planet-planet luar dilemparkan ke dalam kekacauan dan Jupiter akhirnya menabrak sebuah planet yang mengorbit antara Jupiter dan Mars saat ini. Para fisikawan mengatakan bahwa sisa-sisa dari planet ini menjadi sabuk asteroid dan sebagian dari Jupiter pecah menjadi apa yang sekarang kita sebut Venus. Saat Venus, yang pada saat itu merupakan kumpulan materi yang sangat besar, terlempar ke luar angkasa, ia menghancurkan atmosfer dan kehidupan Mars sebelum ditangkap oleh medan gravitasi bumi, menurut studi tersebut. Venus beberapa kali melintasi orbit Bumi sebelum momentum melemparkannya ke posisi saat ini di tata surya. Pada saat mendekati orbit bumi, kata fisikawan, Venus membawa kehancuran dan menciptakan gelombang pasang di Bumi sekitar 4.800 SM. Mereka meyakini, seperti halnya Brian Desborough, bahwa sebelum masa ini Mars menempati orbit di mana Bumi sekarang berada sedangkan Bumi sendiri berada lebih dekat ke Matahari. Cahaya terang Venus ketika melintas di dekat Bumi mungkin yang mengarahkan pada gagasan tentang Lucifer, ‘sang pembawa cahaya’. Catatan Mesopotamia dan Amerika Tengah yang paling kuno tidak memasukkan Venus sebagai bagian dari planet mereka, ia muncul hanya dalam catatan pada masa berikutnya. Ada banyak obsesi terkait Venus dalam banyak budaya, bahkan ada yang sampai melakukan pengorbanan manusia untuk hal itu.

Studi tidak resmi dari para fisikawan ini memang belum pernah dipublikasikan, tetapi mari kita perhatikan bukti dari beberapa klaimnya. Ketika Anda menaburkan partikel pada sebuah piring yang bergetar, anda dapat membuat gambaran orbit planet dari tata surya. Ketika gelombang getaran bergerak keluar dari pusat lempeng dan bertemu dengan gelombang yang bergerak ke arah lain, pada saat keduanya bertabrakan maka akan membentuk sebuah gelombang stasioner. Hal ini menyebabkan penumpukan partikel dan menciptakan serangkaian lingkaran konsentris. Ini akan memiliki jarak yang sama jika frekuensi tunggal bertabrakan satu sama lain, tetapi jika, seperti halnya dengan tata surya, spektrum frekuensi terlibat, maka lingkaran-lingkaran itu akan ditempatkan secara tidak merata sesuai dengan tekanan dari getaran. Tempatkan sebuah benda pada lingkaran dari partikel yang bergetar ini dan benda itu akan mulai mengorbit terhadap bagian tengah piringan, terbawa oleh aliran energi yang disebabkan oleh interaksi getaran. Benda yang lebih berat yang ditempatkan di mana saja pada piringan akan tertarik ke salah satu lingkaran konsentris ini dan benda-benda ini sendiri juga akan membentuk pola gelombang di sekitar mereka yang akan menarik benda-benda yang lebih ringan ke arah mereka. Di tata surya kita, gelombang paling kuat dipancarkan dari pusat oleh Matahari, jelas, karena ia mewakili 99% materi dari tata surya. Gelombang-gelombang dari Matahari ini berinteraksi dengan gelombang kosmik lainnya, sehingga membentuk serangkaian gelombang stasioner yang, pada gilirannya, akan membentuk lingkaran konsentris atau medan vibrasi yang mengorbit Matahari. Benda terberat, planet-planet, akan terperangkap dalam lingkaran-lingkaran ini dan dengan demikian akan mengorbit Matahari. Planet-planet juga membuat lingkaran gelombang yang kurang kuat di sekitar mereka dan ini dapat menarik benda yang lebih ringan untuk mengorbit mereka, contoh Bulan yang mengorbit Bumi. Jadi apa pun yang akan mengganggu keselarasan interaksi getaran ini akan memengaruhi energi dari lingkaran konsentris ini dan, jika ini cukup kuat, akan dapat mengubah orbit planet-planet. Apa yang dikatakan oleh fisikawan terkait Jupiter dan Venus tentu cukup kuat untuk melakukan hal ini. Lingkaran gelombang stasioner ini terdapat di sekitar Matahari dalam kaitannya dengan tekanan getaran yang terlibat dan mereka tidak membutuhkan planet untuk eksis. Justru karena mereka ada maka planet-planet itu terkunci oleh keberadaannya. Oleh karena itu ada lebih banyak ‘lintasan’ getaran dalam tata surya daripada jumlah planet, sehingga jika sebuah planet atau suatu benda keluar dari orbitnya, ia pada akhirnya akan terkunci oleh lintasan lain, orbit lain, ketika momentumnya cukup lambat untuk dapat ditangkap. Ini yang diyakini Desborough, terjadi ketika tekanan getaran fantastis dari ‘komet’ Venus melintas di dekat orbit Mars dan Bumi sehingga melemparkan Mars dan Bumi ke orbit yang berbeda.

Venus akan menjadi ‘komet’ berlapis es, kata Desborough, dan es itu akan hancur ketika Venus mendekati Bumi dan mencapai titik yang dikenal sebagai Batas Roche.18 Ini adalah alat pengaman getaran, jika anda menyukainya. Ketika dua planet berada pada jalur tabrakan, Bagian planet dengan massa terkecil akan mulai hancur pada Batas Roche. Dalam hal ini, es akan terlempar dari permukaan Venus ke arah Bumi. Begitu juga saat memasuki apa yang disebut Sabuk Van Allen, yang menyerap banyak radiasi berbahaya dari Matahari, es yang terdapat di Bumi akan terionisasi – termagnetisasi – dan karenanya ia akan tertarik ke kutub magnet Bumi.19 Miliaran ton es, dengan suhu hingga -273 derajat celcius ini, akan jatuh di daerah kutub, dan akan membekukan segalanya hanya dalam sekejap.20 Inilah akhirnya yang menjelaskan misteri Mammoth yang ditemukan membeku di tempat mereka berdiri. Karena Mammoth, bertentangan dengan apa yang diyakini, bukanlah hewan wilayah dingin, ia adalah hewan yang hidup di padang rumput beriklim sedang. Entah bagaimana daerah beriklim sedang itu membeku secara mendadak, beberapa Mammoth bahkan ditemukan beku dalam posisi sedang makan! Jika es terionisasi ini berasal dari Venus, maka penumpukan terbesar adalah pada wilayah yang terdekat dengan kutub magnet karena lokasi itu memiliki daya tarik yang paling kuat. Sekali lagi, itulah masalahnya. Massa es di kutub lebih besar daripada wilayah di pinggiran kutub meskipun hujan salju di kutub hanya sedikit, tidak cukup untuk membuat penumpukan semacam itu.21 Hanya skeenario Venuslah yang dapat menjelaskan hal ini. Dalam Kitab Ayub, yang diyakini sebagai karya orang Arab yang jauh lebih tua daripada bagian lain dari Alkitab, pertanyaannya adalah: “Dari mana datangnya es?” Dan sekarang saya dapat mengatakan bahwa kita telah mendapatkan jawabannya. Dan ini secara lebih jauh juga dapat menjelaskan bagaimana nenek moyang kita bisa memiliki peta kutub utara dan selatan sebelum es terdapat di sana. Karena sekarang kita juga tau bahwa wilayah kutub masih terbebas dari es sampai sekitar 7.000 tahun yang lalu. Dan tidak pernah ada zaman es di Bumi seperti yang dikatakan oleh ilmu pengetahuan resmi. Itu hanyalah ilusi. Ketika anda melihat ‘bukti’ bahwa ilmu pengetahuan resmi hadir untuk mendukung gagasan konvensional tentang zaman es dan cara mendapatkan ‘bukti’ ini secara fundamental bertentangan dengan fakta-fakta yang telah dapat dibuktikan, maka sungguh mengherankan bagaimana omong kosong seperti itu bisa menjadi ‘kebenaran’ konvensional dan menduduki tempat terhormat.22 Sebelum bencana yang luar biasa ini, dan / atau yang lainnya, Bumi memiliki iklim tropis yang seragam, seperti yang ditunjukkan oleh fosil tanaman. Dan ini kemudian berubah, bukan hanya oleh kedatangan es di permukaan, tetapi juga oleh penghancuran kanopi uap air di sekitar Bumi, seperti yang dijelaskan dalam Kitab Kejadian dan teks-teks kuno lainnya. Kanopi ini berfungsi untuk memastikan iklim tropis yang seragam di seluruh Bumi, namun kini tiba-tiba kanopi itu menghilang.

Perubahan dramatis suhu di kutub itu kemudian bertemu dengan udara hangat sehingga menyebabkan gelombang angin yang menghancurkan, persis seperti yang dijelaskan dalam cerita rakyat Tiongkok. Para fisikawan mengatakan bahwa tekanan yang diciptakan oleh orbit ‘Venus’ di sekitar Bumi menghasilkan gelombang pasang 10.000 kaki di lautan dan ini sekali lagi cocok dengan bukti bahwa pertanian dimulai pada ketinggian 10.000 kaki atau lebih tinggi. Plato menulis dalam karyanya, Laws, bahwa pertanian dimulai pada dataran yang cukup tinggi setelah banjir besar menutupi semua dataran rendah. Ahli botani, Nikolai Ivanovitch Vavilov, mempelajari lebih dari 50.000 tanaman liar yang dikumpulkan dari seluruh dunia dan menemukan bahwa semua tanaman itu berasal hanya dari delapan area yang berbeda – dan semuanya merupakan daerah pegunungan.23 Gelombang pasang-surut akan menghasilkan tekanan pada permukaan bumi sebesar dua ton per inci persegi, menciptakan jajaran gunung baru, dan memfosilkan segala sesuatu dalam hitungan jam.24 Batu buatan yang kita lihat saat ini merupakan hasil dari tekanan besar tersebut. Pohon-pohon utuh yang ditemukan telah menjadi fosil itu juga tidak mungkin terjadi kecuali peristiwa tersebut berlangsung dalam sekejap karena pohon biasanya akan hancur sebelum ia berubah menjadi fosil yang membutuhkan waktu yang sangat lama.25 Dan faktanya, fosil-fosil semacam ini tidak terbentuk lagi hari ini.26 Karena mereka memang hasil dari peristiwa bencana yang telah dijelaskan di sini, kata Desborough. Psikiater dan penulis Rusia-Yahudi, Immanuel Velikovsky, memancing kemarahan di kalangan lembaga ilmiah pada 1950-an dengan pendapatnya yang mengatakan bahwa Bumi pernah mengalami pergolakan besar ketika Venus yang pada waktu itu, katanya, adalah sebuah komet, bergerak melintasi bagian tata surya ini sebelum menetap di orbitnya sekarang. Ketika Venus difoto oleh misi Mariner 10, banyak deskripsi dari Velikovsky yang terbukti benar, termasuk apa yang tampak sebagai sisa-sisa ekor yang mirip komet. Gambar Mariner 9 tentang Mars juga mendukung beberapa teori Velikovsky. Dia mengatakan bahwa ‘komet’ Venus telah bertabrakan dengan Mars saat ia bergerak melalui tata surya. Masa terjadinya peristiwa ini menurut Velikovsky adalah sekitar 1.500 SM. Beberapa peneliti yang berbeda menolak temuan peneliti lain karena mereka memiliki pendapat yang sangat berbeda untuk periode terjadinya pergolakan besar meskipun sebenarnya hampir pasti ada sejumlah bencana dalam rentang 11.000 hingga 1.500 SM, atau bahkan pada masa yang lebih baru lagi. Studi dari para fisikawan juga mengatakan bahwa Mars hancur oleh peristiwa yang melibatkan Venus. Mereka menduga bahwa Mars telah terlempar keluar dari orbitnya dan terkunci pada orbit elips yang sangat tidak stabil yang membawanya berada di antara Bumi dan Bulan setiap 56 tahun sekali.27 Kunjungan terakhir Mars mendekati Bumi dengan lintasan ini tampaknya terjadi sekitar 1.500 SM ketika gunung berapi besar meledak di pulau Santorini di Yunani ketika peradaban Minoa di Kreta melewati sejarah. Pada periode yang sama 1.600-1.500 SM, permukaan laut turun sekitar 20 persen, danau glasial terbentuk di California, dan ini kemungkinan besar adalah saat danau besar di Sahara yang subur itu mengering dan padang pasir yang kita lihat sekarang di sana mulai terbentuk.28 Akhirnya, Mars menetap dan mulai menempati orbitnya yang sekarang, tetapi pada saat itu kehidupan di permukaannya telah dilenyapkan. Sekali lagi bukti yang terdapat di Mars mendukung hal ini. Misi Mars Pathfinder menemukan bahwa batuan Mars tidak mengalami erosi permukaan yang cukup selama lebih dari 10.000 tahun.29

Brian Desborough meyakini, seperti halnya teman-teman fisikawan yang bekerjasama dengannya, bahwa Bumi dulunya jauh lebih dekat dengan Matahari daripada hari ini sedangkan Mars mengorbit di tempat dimana Bumi sekarang berada. Jika, seperti yang telah diklaim, bahwa ngarai yang dalam di permukaan Mars itu disebabkan oleh derasnya air, maka pasti pernah ada iklim yang lebih hangat di Mars, karena hari ini disana sangat dingin sehingga air akan membeku seketika dan atmosfir yang nyaris hampa udara itu akan membuat air langsung menguap.30 Desborough selanjutnya mengatakan bahwa posisi Bumi yang lebih dekat dengan Matahari menuntut agar manusia Bumi pertama adalah ras hitam dengan pigmentasi agar ia dapat mengatasi sinar Matahari yang jauh lebih ganas. Terkait hal tersebut, terdapat bukti dari kerangka kuno yang ditemukan di dekat Stonehenge di Inggris dan di sepanjang pantai barat Prancis yang memperlihatkan karakteristik hidung dan tulang belakang dari banyak perempuan Afrika.31 Selanjutnya Desborough mengatakan bahwa Mars, yang saat itu memiliki iklim yang sangat mirip dengan kita, sebelum bencana Alam Venus, mereka memiliki ras kulit putih. Hasil penelitiannya juga telah meyakinkan dia bahwa warga Mars kulit putihlah yag telah membangun piramida di Mars dan mereka juga yang telah pergi berperang melawan ras kulit hitam tingkat lanjut (yang ada di Bumi) untuk menaklukkan Bumi. Perang-perang ini, katanya, adalah perang para ‘dewa’ seperti yang digambarkan dalam berbagai teks kuno yang tak ada habisnya, termasuk dalam Veda Hindu. Desborough menambahkan bahwa setelah bencana alam itu, orang-orang Mars kulit putih yang telah menetap di Bumi terdampar di sini tanpa teknologi mereka dan dengan kondisi planet asal mereka yang telah hancur. Mars kulit putih ini, katanya, yang kemudian menjadi bangsa kulit putih di Bumi. Menariknya, beberapa ilmuwan mengklaim bahwa ketika orang kulit putih dimasukkan ke dalam Sensory Deprivation Tank dalam waktu yang lama, maka ritme sirkadian mereka memiliki frekuensi 24 jam 40 menit, yang tidak sesuai dengan periode rotasi Bumi, tetapi sesuai dengan periode rotasi Mars!32 Ini bukan berarti ras non-kulit putih selaras dengan rotasi Bumi. Desborough percaya bahwa orang-orang Mars kulit putih ini adalah ras yang sangat maju dari dunia kuno yang dikenal sebagai bangsa Fenisia atau Arya dan mereka memulai proses panjang untuk mengembalikan kekuatan teknologi mereka setelah pergolakan yang telah menghancurkan permukaan planet mereka sendiri dan juga menghancurkan pengetahuan tersebut. Penelitian saya sendiri mendukung tema dasar ini, walaupun, seperti semua orang yang mencari kebenaran tentang apa yang terjadi, saya memiliki banyak pertanyaan. Ras kulit putih, yang dikenal sebagai Fenisia dan nama-nama lain, tentu saja merupakan ‘otak’ di balik peradaban Mesir, setidaknya mulai periode sekitar 3.000 SM, serta Dataran Tinggi Giza, tempat Piramida Besar dibangun, yang sebelumnya dikenal sebagai El- Kahira, nama yang berasal dari kata benda bahasa Arab, El-Kahir, nama yang mereka berikan untuk… Mars.33 Teks-teks kuno juga mengungkapkan bahwa teknik pengukuran waktu banyak yang terkait dengan Mars, dan tanggal 15 Maret, Ides of March (Mars), adalah tanggal kunci dalam kalender mereka yang berhubungan dengan Mars, seperti halnya 26 Oktober. Tanggal yang pertama menandai dimulainya Musim Semi dan yang kedua adalah akhir tahun dalam kalender Celtic.34 Kisah-kisah Cawan Suci dari Raja Arthur juga memiliki hubungan dengan tema ini. Camelot tampaknya merupakan penggambaran ulang dari Kota di Mars.35

Saya pikir ada kebenaran dalam semua pandangan yang dirangkum dalam bab ini tentang pergolakan dahsyat yang dialami Bumi pada periode antara 11.000 dan 1.500 SM. Pada periode yang pertama bencana itu telah mengakhiri zaman keemasan dan melenyapkan peradaban berteknologi tinggi yang telah ada sebelumnya. Salah satu ras ekstraterestrial yang lain juga telah meninggalkan planet Bumi untuk menyelamatkan diri sebelumnya bencana terjadi, dengan naik ke ketinggian atau dengan pergi jauh ke kedalaman Bumi. Hal serupa juga terjadi dalam peristiwa bencana dahsyat yang terakhir. Banyak dari makhluk ekstraterestrial serta sebagian besar manusia di Bumi yang tidak selamat dari peristiwa ini. Mereka semua dibiarkan untuk mengulang dari awal tanpa apapun, bahkan tanpa teknologi yang sebelumnya telah tersedia.

Mereka yang selamat kemudian jatuh ke dalam dua kategori utama, pertama adalah mereka yang sebagian besar berasal dari luar bumi yang ingin mempertahankan pengetahuan majunya, dan yang kedua adalah manusia, ras budak pada umumnya, yang tidak memiliki keinginan apa-apa. Kelompok yang pertama kemudian juga jatuh ke dalam dua kubu. Kubu pertama adalah mereka yang ingin menggunakan pengetahuannya secara positif dan mengkomunikasikan informasi tersebut ke seluruh umat manusia, dan kubu kedua adalah mereka yang berusaha untuk menimbun pengetahuan dan menggunakannya untuk memanipulasi dan mengendalikan peradaban. Perjuangan antara kedua kelompok untuk menggunakan pengetahuan yang sama terus berlanjut hingga hari ini. Ketika kondisi masyarakat telah pulih dari pergolakan 11.000 SM, bencana alam lainnya masih terus membawa kehancuran hingga lebih dari ribuan tahun setelahnya dan umat manusia kembali dihadapkan dengan banyak permulaan baru.

Satu tema umum yang menyebar di seluruh dunia adalah adanya usaha untuk melakukan manipulasi kemanusiaan oleh ras yang lebih maju, meskipun bukan maju secara spiritual, yang berasal dari luar bumi. Mengenai hal itu, saya sekarang harus memperkenalkan dimensi tambahan ke dalam cerita ini yang akan merentangkan kredibilitas anda hingga ke titik puncak.

Kembali ke: The Biggest Secret


1. T. W. Doane, Bible Myths, And Their Parallels In Other Religions (Health Research, P0 Box 850, Pomeroy, WA, USA 99347, first published 1882), p 10.

2. Informasi tentang Anunnaki dan Tablet Sumeria berasal dari seri buku Zecharia Sitchin yang secara kolektif dikenal sebagai The Earth Chronicles. Secara individual masing-masing buku itu berjudul: The 12th Planet, The Stairway To Heaven, The Wars Of Gods And Men, The Lost Realms dan When Time Began. Karya Sitchin lainnya adalah Genesis Revisited. Buku-buku itu diterbitkan oleh Avon Books, 1350 Avenue of the Americas, New York.

03. Genesis Revisited, p 22.

04. Ibid, p 161.

05. Ibid, p 198.

06. Ibid, p 199.

07. Ibid.

08. Ibid, p 200.

09. Untuk dokumentasi komprehensif dari legenda global ini serta dukungan ilmiah terhadapnya, silakan baca buku bagus karya D. S. Allen dan J. B. Delair yang berjudul When The Earth Nearly Died (Gateway Books, Wellow, Bath, England, 1995). 10 Ibid, p 31.

10.

11. Ibid, p 32.

12. Maurice Ewing, “New Discoveries On The Mid-Atlantic Ridge”, majalah National Geographic, November 1949, hlm 614, 616.

13. When The Earth Nearly Died, pp 32, 33.

14. Ibid, p 34.

15. Charles Berlitz, Atlantis, The Eighth Continent, (Fawcett Books, New York, 1984), pp 96-101.

16. Ibid.

17. When The Earth Nearly Died, pp 25-28.

18. Brian Desborough, “The Great Pyramid Mystery, Tomb, Occult Initiation Center, Or What?”, Sebuah dokumen yang diberikan kepada penulis dan juga diterbitkan di surat kabar The California Sun, Los Angeles.

19. Ibid.

20. Ibid.

21. Ibid.

22. When The Earth Nearly Died memiliki beberapa dokumentasi yang mengesankan untuk menunjukkan bahwa Zaman Es adalah sebuah mitos.

23. “The Great Pyramid Mystery”
24. Ibid.
25. Ibid.
26. Ibid.
27. Ibid.
28. Ibid.
29. Ibid.
30. Ibid.
31. Ibid.
32. Ibid.
33. Ibid.
34. Preston B. Nichols and Peter Moon, Pyramids Of Montauk, (Sky Books, New York, 1995), p 125.
35. Ibid, p 129.

One thought on “BAB 1 – Benarkah Orang-orang Mars telah Mendarat?

Leave a comment