Penciptaan

Pada awalnya, tidak ada apa pun di alam semesta. Hanya ada kegelapan dan esensi ilahi (brahmana). Tidak mungkin untuk menggambarkan brahmana, karena ia tidak memiliki ciri-ciri yang dapat digambarkan.

Ketika tiba saatnya penciptaan dimulai, brahmana menyingkirkan kegelapan dan membagi diri menjadi tiga. Ketiga bagian ini kemudian dikenal sebagai Brahma, Vishnu, dan Siwa. Objek pertama yang dibuat adalah air dan Wisnu tidur di air ini. Karena nara berarti air dan ayana berarti tempat istirahat, Wisnu juga dikenal sebagai Narayana.

Dalam air ini selanjutnya muncul telur (Anda) emas (hiranya). Telurnya bersinar dengan sinar ribuan matahari. Di dalam telur, Brahma menciptakan dirinya sendiri. Karena ia secara efektif menciptakan (bhuva) dirinya sendiri (svayam), maka Brahma juga dikenal sebagai Svayambhuva. Telur itu, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, adalah berwarna emas. Garbha berarti rahim, dan sejak Brahma dilahirkan di dalam telur emas, maka ia juga dikenal sebagai Hiranyagarbha.

Selama seribu tahun Brahma tinggal di dalam telur. Kemudian dia membelah cangkang itu menjadi dua bagian dan iapun muncul keluar. Surga (svarga) terbuat dari setengah cangkang itu dan bumi dari separuh yang tersisa. Semua daratan, lautan, sungai dan gunung, telah berada di dalam telur dalam bentuk embrionik. Brahma membuat mereka terwujud.

Matahari juga lahir. Karena ia adalah yang pertama (adi) dilahirkan, maka dikenal sebagai Aditya. Kata mrita berarti mati. Sejak matahari dilahirkan pada saat yang bersamaan sang telur (Anda) mengalami kematian, maka matahari juga dikenal sebagai Martanda.

Tindakan pertama Brahma adalah bermeditasi. Saat dia sedang bermeditasi maka Veda, Purana dan shastra lainnya (teks suci) muncul dari mulut Brahma.

Terdapat sepuluh putra yang juga dilahirkan Brahma. Terbuat dari kekuatan mental Brahma, dan mereka semua menjadi orang suci. Nama mereka adalah Marichi, Atri, Angira, Pulastya, Pulaha, Kratu, Pracheta, Vashishtha, Bhrigu, dan Narada. Selain itu, ada juga orang lain yang dilahirkan. Daksha lahir dari jari kaki kanan Brahma. Dan dewa Dharma lahir dari dadanya.

Namun dalam proses penciptaan berikutnya, adalah penting bahwa makhluk yang diciptakan harus memiliki ibu dan ayah yang tepat. Oleh sebab itu maka kemudian Brahma menciptakan dua makhluk dari tubuhnya, yang satu adalah laki-laki dan yang lainnya adalah perempuan. Setengah yang laki-laki bernama Svayambhuva Manu dan setengah yang perempuan bernama Shatarupa.

Shatarupa juga disebut sebagai Savitri, Gayatri, Sarasvati atau Brahmani. Karena dia lahir dari tubuh Brahma, dia seperti anak perempuan Brahma. Faktanya, Vashishtha dan orang-orang bijak lainnya yang merupakan putra-putra Brahma menyambutnya sebagai saudara perempuan mereka. Tapi Shatarupa begitu cantik sehingga Brahma jatuh cinta padanya dan ingin menikahinya.

Shatarupa mengitari Brahma dan menunjukkan rasa hormat padanya. Ketika dia berdiri di depannya, Brahma menatapnya dengan wajahnya. Namun ketika dia pergi dan berdiri di belakangnya, Brahma tidak bisa melihatnya lagi. Kepala lain dengan wajah lain oleh karena itu tumbuh di belakang kepala pertama Brahma sehingga membuatnya bisa melihat Shatarupa. Dengan cara yang sama, sebuah kepala tumbuh di kepala pertama Brahma sehingga dia bisa melihat Shatarpa. Dengan cara yang sama, sebuah kepala juga tumbuh di sebelah kanan Brahma dan satu lagi di sebelah kirinya. Dan ketika Shatarupa naik di atasnya, sebuah kepala tumbuh ke arah atas juga. Demikianlah Brahma hadir dengan lima kepala dan lima wajah.

Brahma menikahi Shatarupa dan mereka hidup bersama sebagai suami-istri selama seratus tahun. Putra mereka bernama Svayambhuva Manu.
Mendengar hal itu, Vaivasvata Manu berseru. “Tapi apa yang baru saja kamu katakan benar-benar menakjubkan. Bagaimana mungkin Brahma menikahi putrinya sendiri? Bukankah itu adalah dosa?”

“Mungkin,” jawab Wisnu, “tetapi bukan urusan manusia untuk menilai tindakan para dewa. Bagaimana proses penciptaan bisa dilanjutkan jika Brahma tidak menikahi Shatarupa?”

Untuk melanjutkan kisah penciptaan, Brahma menciptakan seorang bijak bernama Sanatakumara dan Siwa. Brahma meminta Siwa untuk membantunya dalam pelaksanaan proses penciptaan. “Mengapa kamu tidak membuat beberapa makhluk juga?” Tanya Brahma.
Shiva memenuhinya dan mulai membuat. Tetapi semua makhluk yang ia ciptakan mirip dengan penampilannya. Artinya, mereka semua abadi.
“Apa yang kamu lakukan?” Tanya Brahma. “Jangan membuat makhluk abadi. Buatlah makhluk yang fana saja.”
“saya tidak bersedia,” jawab Siwa. “Jika saya harus membuat, maka saya hanya akan menciptakan makhluk yang abadi.”

“Kalau begitu berhentilah menciptakan makhluk lagi,”perintah Brahma. “Aku akan mengurus kreasiku sendiri.”

Svayambhuva Manu melakukan tapasya yang sangat sulit dan memperoleh seorang istri bernama Anati. Svayambhuva Manu dan Ananti memiliki dua putra bernama Priyavrata dan Uttanapada.
Dari Uttanapada menurunkan Prachinavarhi. Prachinavarahi menikahi Savarna, putri samudra, dan mereka memiliki sepuluh putra. Anak-anak ini dikenal sebagai Prachetas. Kesepuluh Prachetas ini menikahi seorang wanita bernama Marisha. Artinya, semuanya memiliki istri yang sama. Daksha adalah putra Prachetas dan Marisha.

Kembali ke: Matsya Purana

One thought on “Penciptaan

Leave a comment