Sedekah

Ada berbagai metode sedekah. Salah satu yang paling sakral dikenal sebagai tulapurusha. Dalam hal ini, digunakan sepasang timbangan. Orang yang menyumbangkan sedekah naik di satu sisi timbangan dan emas ditempatkan di sisi lain sampai timbangannya seimbang. Ini adalah jumlah emas yang harus disumbangkan jika ingin mendapatkan ‘punya’. Sumbangan jenis kedua dikenal sebagai hiranyagarbha. Dalam hal ini, sebuah jambangan penuh emas yang disumbangkan. Sumbangan jenis ketiga, berbentuk miniatur alam semesta terbuat dari emas yang disumbangkan. Bentuk sedekah ini dikenal sebagai brahmanda. Sedekah jenis keempat dikenal sebagai kalpadapa. Dalam hal ini, sebuah model pohon terbuat dari emas yang disumbangkan. Bentuk sedekah kelima dikenal sebagai gosahasra yaitu dengan menyedekahkan seribu ekor sapi. Bentuk sedekah keenam dikenal sebagai kamadhenu. Objek sedekah dalam hal ini adalah model sapi dan anak sapi, yang keduanya terbuat dari emas. Bentuk sumbangan ketujuh dikenal sebagai hiranyashva. Model kuda yang terbuat dari emas yang disumbangkan. Bentuk sedekah kedelapan disebut ashvaratha. Seekor kuda (ashva) dan empat kereta (ratha) harus disumbangkan dan keduanya harus terbuat dari emas. Hemahastiratha adalah bentuk sumbangan kesembilan. Bentuk benda yang disedekahkan dalam hal ini adalah gajah dan kereta kuda yang terbuat dari emas.

Bentuk sumbangan kesepuluh dikenal sebagai panchalngalaka. Dalam hal ini, sepuluh bajak yang disumbangkan. Lima diantaranya harus terbuat dari kayu dan lima yang tersisa harus terbuat dari emas. Bentuk sedekah yang kesebelas adalah dhara. Dalam hal ini, model berbentuk bumi yang terbuat dari emas yang disumbangkan. Jenis sedekah kedua belas dikenal sebagai vishvachakra. Objek yang disumbangkan adalah model yang terbuat dari emas. Modelnya adalah berupa alam semesta dalam bentuk roda. Bentuk sedekah yang ketigabelas adalah mahakalapalaka. Sepuluh objek merambat ciptaan Tuhan yang disumbangkan. Bentuk sedekah keempat belas adalah saptasagara. Yaitu dengan membuat tujuh lubang di tanah, dimana setiap lubang merupakan gambaran salah satu dari tujuh samudra. Di lubang pertama, ditaruh garam, lubang kedua ditaruh susu, lubang ketiga ditaruh mentega yang telah dijernihkan, lubang keempat ditaruh molase, lubang kelima ditaruh dadih, lubang keenam ditaruh gula dan di lubang ketujun ditaruh air suci. Gambar dewa atau dewi kemudian ditempatkan di setiap lubang – Brahma di yang pertama, Wisnu di kedua, Siwa di ketiga, Surya di keempat, Yama di kelima, Lakshmi di urutan keenam dan Parvati di urutan ketujuh. Setiap gambar harus terbuat dari emas. Lubang-lubang tersebut kemudian diisi sampai penuh dengan permata dan seluruh isinya disumbangkan.

Bentuk sedekah kelima belas disebut ratnadhenu. Dalam hal ini, model sapi yang terbuat dari emas yang disumbangkan. Dengan hidung, mata, alis dan berbagai bagian lain dari sapi harus terbuat dari permata. Bentuk sedekah keenam belas disebut mahabhutaghata. Yaitu berupa Panci yang terbuat dari emas kemudian diisi dengan permata yang disumbangkan. Keenam belas bentuk sedekah diatas lebih unggul dari semua bentuk sedekah lainnya, dan membawa kepada ‘punya’ yang abadi.

Kembali ke: Matsya Purana

One thought on “Sedekah

Leave a comment