Tripura

Ada danava bernama Maya. Sama seperti Vishvakarma yang adalah arsitek para dewa, Maya adalah arsitek para iblis. Ketika iblis dikalahkan oleh para dewa, Maya mulai menyempurnakan tapasya yang sangat sulit sehingga para dewa bisa dikalahkan. Meditasi Maya mengilhami dua setan lainnya untuk juga bermeditasi. Nama mereka adalah Vidyunmali dan Taraka. Meditasi Mereka begitu sulit sehingga dunia takjub melihat apa yang dilakukan iblis.

Akhirnya, Brahma merasa senang dengan semua upaya ini dan muncul di hadapan para iblis. “Aku senang dengan apa yang telah engkau lakukan,” kata Brahma. “Apa yang kau inginkan?”

“Kami telah dikalahkan oleh para dewa,” jawab Maya. Kami ingin membangun benteng yang tidak dapat dihancurkan oleh para dewa. Benteng itu akan diberi nama Tripura dan kita akan hidup di dalamnya dan menjadi abadi.”

“Keabadian adalah anugerah yang tidak dapat diberikan.” Kata Brahma. “Jika kamu mau, aku akan menetapkan kondisi yang cukup sulit untuk kematianmu.”

“Baiklah kalau begitu,” jawab Maya. Kita akan terbunuh hanya jika Shiva sendiri yang menghancurkan Tripura dengan satu panah. Biarlah itu menjadi metode kematian kita yang disepakati.” Brahma mengabulkan permintaan tersebut dan Maya memulai pekerjaannya membangun benteng.

Pada kenyataannya, ia membangun tiga (tri) benteng (pura). Yang satu terbuat dari besi, yang kedua dari perak dan yang ketiga dari emas. Dalam kondisi biasa benteng-benteng itu terpisah. Tetapi sekali setiap seribu tahun, ketika nakshatra Pushya berada di langit, ketiga benteng itu berkumpul di langit dan disebut Tripura. Masing-masing benteng dipenuhi dengan beragam senjata sebagai perlindungan terhadap serangan para dewa. Taraka tinggal di benteng yang terbuat dari besi, Vidyunmali di benteng perak, dan Maya sendiri tinggal di benteng yang terbuat dari emas. Setan-setan lain mengetahui bahwa tiga benteng yang tak terkalahkan itu telah dibangun. Mereka datang dan mengisi ketiga benteng tersebut. Tetapi setan-setan itu tidak jahat sama sekali. Mereka mematuhi segala macam ritual keagamaan. Secara khusus, mereka memuja Shiwa dan berdoa kepadanya sepanjang waktu. Mereka tidak ingin Siwa marah pada mereka. Oleh karena itu, bagaimanapun juga hanya Siwa yang bisa menjadi alat untuk menghancurkan mereka.

Tetapi akhirnya, iblis menjadi mabuk dengan kekuatan mereka sendiri dan memilih menempuh jalan kejahatan. Mereka berperang melawan makhluk hidup lainnya dan mulai menindas alam semesta. Maya berusaha membujuk mereka untuk memperbaiki cara-cara mereka, tetapi iblis tidak mau mendengarkan nasihat baik Maya. Semua makhluk hidup di alam semesta pergi ke Brahma untuk mengeluh. “Tolong selamatkan kami dari penindasan ini,” Mereka berkata, “Ini karena anugerahmu kepada iblis yang menjadikannya begitu kuat.”

“Aku tidak bisa membantumu,” jawab Brahma. “Hanya Siwa sendiri yang dapat menghancurkan Tripura. Oleh karena itu maka marilah kita semua berdoa kepada Siwa.” Para dewa, resi dan manusia mulai berdoa kepada Siwa. Senang dengan doa-doa ini, Shiva berjanji untuk menghancurkan Tripura.

Sebuah kereta khusus dibangun untuk kendaraan Siwa. Brahma sendiri setuju untuk menjadi kusirnya. Tentara para dewa siap membantu Shiva dalam perang melawan Tripura. Perang yang mengerikan terjadi antara para dewa dan iblis. Nandi adalah salah satu teman Siwa. Nandi bertarung dengan Vidyunmali dan membunuh iblis itu setelah melalui pertempuran yang sangat sengit. Tetapi Maya mengetahui segala macam trik magis. Dia sangat ahli dalam penggunaan herbal. Maya memandikan Vidyunmali dengan ramuan herbal ajaib dan Vidyunmali segera dihidupkan kembali. Tindakan ini mendorong bangkitnya roh jahat dan mereka mulai bertarung dengan kekuatan baru. Setan-setan, yang terbunuh, langsung dihidupkan kembali oleh Maya. Tapi ketika Siwa sendiri yang terjunn memasuki pertempuran itu, iblis-iblis itupun berhamburan tercerai berai. Bahkan ramuan yang dapat membangkitkan setan dari kematian terbukti tidak ada gunanya. Nandi membunuh Tarakasura setelah duel sengit.

Setan-setan itu putus asa, tetapi Maya meyakinkan mereka. “Jangan lupa dengan anugerah yang Kita miliki,” katanya, “hanya ada beberapa kondisi khusus di mana Tripura dapat dihancurkan. Kalau tidak, maka ia tidak bisa dihancurkan. Pushya nakshatra ada di langit sekarang dan segera ketiga kota akan bersatu. Satu-satunya orang yang dapat menghancurkannya adalah Siwa. Dan dia harus melakukannya dengan satu anak panah. Yang harus kita lakukan adalah memastikan bahwa Shiva tidak bisa menembakkan panahnya dan kita akan tetap aman.” Tapi ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Bukan tugas yang mudah untuk mengusir Shiva dan para pengikutnya. Nandi membunuh Vidyunmali untuk kedua kalinya. Begitu ketiga benteng itu berkumpul, Siwa menembakkan panah dahsyat menyala-nyala dan benar-benar membakar Tripura serta semua iblis yang ada di dalamnya. Satu-satunya yang diselamatkan adalah Maya. Dia tidak mati karena dia sangat berbakti kepada Siwa. Sejak saat itu, Maya hidup di bawah air.

Kembali ke: Matsya Purana

One thought on “Tripura

Leave a comment