Hubungan antara NIBIRU dengan LEMURIA – Bagian Satu

 oleh Greg Jenner

“Lihatlah, saatnya akan tiba, semua menyala terbakar seperti perapian dan orang-orang yang sombong, ya, semua yang fasik dan melakukan kejahatan akan menjadi seperti jerami dan hari yang akan datang itu akan membakar mereka, sampai tidak bersisa. Dan Tuhan Semesta Alam berfirman… Tetapi bagi kamu yang takut akan Nama-Ku, MATAHARI KEBENARAN akan muncul membawa kesembuhan di SAYAPNYA … ”

(Maleakhi 4 vs 1-2, Alkitab versi Raja James Baru)

PENGANTAR

Lemuria! Sejarah arus utama telah memilih untuk melupakan benua yang pernah ada di Pasifik ini.  Tetapi bagi banyak peneliti esoteris, termasuk saya, Lemuria seharusnya dimasukkan dalam buku teks akademik. Salah satu buku pelajaran yang memasukkan sejarah Lemuria diterbitkan oleh sekte rahasia Rosicrucian yang disebut The Stelle Group atau The Lemurian Fellowship yang masing-masing berbasis di Stelle, Illinois dan San Jose, California.

Saya berhasil mendapatkan salinan buku teks langka yang berjudul ‘The Ultimate Frontier’ 1963 (referensi A), dengan sampul bagian dalamnya yang mengatakan sebagai berikut:

Cover buku The Ultimate frontier

“Beberapa dari subjek menarik yang dibahas di The Ultimate frontier adalah:

  • Bukti peradaban yang luar biasa yang pernah berkembang di benua Lemuria yang sekarang terendam di Samudera Pasifik.
  • Kisah komunitas yang bergerak dan menjalani hidup dengan filosofi ini (Lemuria).
  • Rencana induk, yang berasal dari 4700 SM dan melibatkan piramida besar, untuk mendirikan sebuah negara baru yang didedikasikan untuk mengangkat derajat semua umat manusia, pada Oktober 2001.

The Ultimate frontier menggambarkan tentang misteri keberadaan manusia… dan mungkin menandai awal dari fase peradaban Barat yang jauh lebih besar.”

Harus saya akui, intro dari buku ini memang tampak sedikit bersifat ‘mengkultuskan’ tetapi saya percaya Rosicrucian memiliki sesuatu alasan di sini untuk meyakini keberadaan benua Lemuria dengan sangat fisik dan sangat nyata. Mengapa Lemuria terendam ke dalam Samudera Pasifik? Menurut para ahli Rosicrucian Amerika Utara, hal ini terjadi karena adanya pergeseran kutub.

Lebih jauh lagi, apa alasan atau ‘pemicu’ terjadinya pergeseran kutub? Saya berargumen bahwa pergeseran kutub hanya dapat terjadi sebagai akibat dari interaksi medan magnet antar planet yang melintas berdekatan, seperti misalnya Nibiru. Pernahkah Rosicrucian dan Freemason memperoleh pengetahuan kuno tentang planet pengganggu ini? Saya bisa mengatakan ya, dan masing-masing anggota persaudaraan ini memberikan petunjuk yang menggoda melalui gambar-gambar simboliknya.

Mereka juga berbicara tentang ‘Satelit Gelap’ dan ‘Bintang berapi.’ (Lihat halaman web Andy Lloyd dalam bab ‘Aphelion in 1881 & Freemasonry’). Sebelum membahasnya, mari kita lihat benua misterius yang dikenal sebagai ‘Mu’ ini. Saya memberikan (tanda kurung) dan HURUF BESAR untuk menekankan argumen saya.



THE LOST CONTINENT OF ‘MU’

David Hatcher Childress dalam bukunya Lost Cities of Ancient Lemuria & the Pacific ©1988 (referensi B) menyebutkan:

“Salah satu pendukung keberadaan benua Lemuria (atau Mu) adalah James Churchward, seorang Anglo-Amerika yang menghabiskan sebagian besar dari hidupnya di India. Di sini ia diinisiasi menjadi anggota dari suatu kelompok rahasia yang mempelajari pengetahuan esoteris timur yang konon berasal dari beberapa tablet kuno yang terdapat di salah satu kuil di India / Tibet (Lihat ‘Nibiru and the subterranean connection – part one‘-GJ). Ada banyak biara Tibet di India yang telah berusia ratusan, jika tidak ribuan tahun. Dia diajari cara membaca tablet dan diberi tahu banyak hal menarik tentang sejarah kuno. Kemudian, setelah bepergian menjelajah ke seluruh dunia, ia menulis serangkaian buku yang sangat populer. (Yang pertama berjudul) “The lost Continent of Mu…

Colonel James Churchward

“Buku-buku Churchward menambahkan banyak informasi tentang Lemuria. Di satu sisi Churchward memiliki beberapa ketidakakuratan, namun ia juga memiliki banyak hal menarik untuk disampaikan. Selain itu, seseorang juga dapat menemukan bukti-bukti untuk sebagian besar informasi yang disampaikan”

“Pada tahun 1900 di Dunhuang, sebuah kota kecil di gurun sekitar perbatasan Tibet utara, seorang rahib Tao menemukan sebuah perpustakaan tersembunyi di dalam sebuah tebing yang dipenuhi sarang lebah. Kamar itu telah ditutup dengan batu bata pada abad ke-11 agar tidak jatuh ke tangan orang-orang barbar yang menyerangnya. Selama delapan ratus tahun buku-buku itu terbaring di sana, dijaga oleh udara gurun yang kering dan dipertahankan dalam kondisi yang masih sangat baik. Kemudian seorang penjelajah dan arkeolog terkenal Sir Aurel Stein melewati Dunhuang pada tahun 1907 dan membujuk bikhu itu untuk mengizinkannya melihat harta karun tersebut, yang pada saat itu masih tersimpan di dalam gua rahasia (bawah tanah).”

“Dia menemukan teks-teks Buddhis dalam banyak bahasa — Cina, Tibet, Sanskerta — dan beberapa dalam bahasa yang sama sekali tidak dikenal!  Berapa usia dari beberapa teks tersebut tidak mungkin untuk diceritakan, tetapi mereka mungkin sudah disalin beberapa kali dari teks sebelumnya.  Dokumen aslinya dapat ditulis ratusan atau mungkin ribuan tahun yang lalu. Hebatnya, salah satu dari manuskrip ini memiliki POTONGAN DARI PETA KUNO YANG MENUNJUKKAN BAGIAN DARI SEBUAH BENUA DI SAMUDERA PASIFIK!”

Potongan peta kuno yang menampilkan benua Lemuria yang telah terendam

Peta di atas diperoleh dari Lemuria — Lost Continent in the Pacific © 1931 yang diterbitkan oleh AMORC Rosicrucian San Jose, California (referensi C).  Peta ini memperlihatkan Lemuria yang terendam setelah bencana pergeseran kutub. Perhatikan juga Laut Amazon di Brasil.

David Hatcher Childress dalam Lost Cities of Ancient Lemuria & the Pacific (referensi B) melanjutkan:

“Hal lain yang meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan bahwa perpustakaan rahasia ini ada adalah fakta bahwa banyak referensi dibuat untuk mereka dalam literatur Asia Tengah. Dikatakan bahwa mereka dapat ditemukan di banyak kuil di India, Nepal dan Tibet. Mereka mungkin juga dapat ditemukan di Cina dan Mongolia.

Cover buku Unto Thee I Grant

“Sekitar empat puluh tahun yang lalu, Salah seorang anggota Persaudaraan Rosicrucian yang berasal dari Cina mengunjungi Persaudaraan Rosicrucian yang berada di San Jose, California. Dia membawa sebuah manuskrip yang telah disimpan dalam arsip rahasia Asia selama ribuan tahun. Dikatakan bahwa manuskrip tersebut ditulis oleh Pharaoh Akhnaton Mesir, yang secara historis merupakan pendiri monoteisme. Rosicrucian kemudian menerjemahkan buku ini dan menerbitkannya dengan judul Unto Thee I Grant © 1931. Dan tampaknya, dari penampilan buku ini menggambarkan bahwa arsip semacam itu memang ada, dan pengetahuan itu kadang-kadang disebarluaskan diantara mereka. Lebih jauh lagi, Rosicrucian mengklaim memiliki akses ke sejumlah perpustakaan rahasia (bawah tanah) di Tibet. (Lihat ‘Theosophy and the Dark Star’ — GJ). Oleh karena itu, orang dapat melihat bahwa gagasan tentang Churchward yang memiliki akses ke beberapa tablet “rahasia”, meskipun tampaknya fantastis, tetapi hal itu benar-benar dimungkinkan.” Page 8.

“Banyak diantara pendiri Amerika Serikat  adalah anggota Mason dan Rosicrucian. Sejarah kedua kelompok ini dapat ditelusuri kembali hingga ke Sekolah Misteri di era Mesir kuno;  Sekolah Misteri yang sama yang telah mengajar Musa! Apakah ajaran rahasia para Mason dan Rosicrucian itu didasarkan pada informasi yang telah diturunkan selama ribuan tahun melalui Mesir, yang sumber awalnya berasal dari beberapa peradaban yang hilang? Menurut saya hal ini mungkin, dan tentu saja, baik MASON MAUPUN ROSICRUCIAN TELAH MENGATAKAN KEPADA SAYA BAHWA MEMANG DEMIKIANLAH ADANYA.” Page 29

Simbol Persaudaraan Rosicrucian

“…menurut The Lemurian Fellowship… Tetua Lemuria, yang dikenal dalam “Sekolah Ketiga belas”, mereka telah memindahkan markas mereka sebelum bencana (pergeseran kutub) ke dataran tinggi tak berpenghuni di Asia Tengah yang sekarang kita sebut Tibet. Di sini mereka konon membangun perpustakaan dan sekolah, yang dikenal sebagai “The Great White Brotherhood.

“…filsuf besar Cina, Lao Tzu sering berbicara tentang “Guru Kuno” dengan kebijaksanaannya yang mendalam. Lao Tzu lahir lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, tepatnya pada 604 SM. Dia menulis buku terkenal, Tao Te Ching, yang mungkin masih menjadi buku paling populer yang pernah ditulis dalam bahasa Cina. Menjelang akhir kehidupannya yang sangat panjang, dia meninggalkan Cina dan melakukan perjalanan ke barat, ke tanah legendaris Hsi Wang Mu. Menurut orang Cina kuno, itu adalah markas besar “yang sangat tua”.

“… Lao Tzu bukan satu-satunya orang Cina yang pergi mencari Tempat Tinggal Dewa. Kaisar dinasti Chou “Mu” (kebetulan yang aneh, bukan?) Melakukan perjalanan ke pegunungan Kun Lun… “Gunung Olympus”-nya Asia Tengah dan Tiongkok kuno, untuk menghubungi “Para Guru Kuno yang misterius dan bijaksana”. Apakah para Master legendaris ini identik dengan para master dari “The Great White Brotherhood” yang dibicarakan oleh The Lemurian Fellowship? Ini adalah kemungkinan yang menarik.  Halaman 48-49.

Mungkinkah GREAT WHITE BROTHERHOOD menjadi kelompok yang sama dengan LOST WHITE BROTHERS dari tradisi Hopi Indian?  Saya percaya hal itu! Lihat ‘Nibiru and the subterranean connection – part two’ — GJ.

The Ultimate Frontier menyatakan bahwa Lemuria adalah benua besar di Pasifik yang meliputi seluruh Australia, Selandia Baru, Filipina, Oceania, Amerika Utara bagian barat, dan semua yang terletak di antaranya. Nama asli benua itu adalah Mukulia atau Mu…

Menurut Persaudaraan tersebut, orang-orang Lemuria ini membangun kota-kota besar dari batu dan di bawah arahan tetuanya, Mereka kemudian menciptakan peradaban “maju”. Seiring dengan tumbuhnya Kekaisaran Mukulia, lebih banyak orang yang ingin menjadi bagian darinya. Dan akhirnya semua orang dari lembah Mukulia bergabung dengan “Kekaisaran Matahari”. Halaman 352.

The Ultimate Frontier mengatakan bahwa Lemuria, atau peradaban Mukulia bertahan dalam bentuk Kekaisaran selama 52.000 tahun dan mencapai puncak yang begitu tinggi sehingga peradaban kita saat ini hampir tidak dapat dianggap sebagai peradaban jika dibandingkan dengan mereka. Pemerintah, agama, dan sains mereka telah mencapai kesempurnaan sedemikian rupa sehingga jauh melampaui pemahaman kita saat ini. Peradaban Barat baru berusia sekitar 2.500 tahun dan telah berhasil mengatasi sebagian kecil penguasa dan pendeta yang ingin mencari kekuasaan. Sains dan teknologi kita masih dalam masa pertumbuhan dan baru menghasilkan beberapa penemuan yang relatif sedikit. ”Page 28.

Peradaban pertama umat manusia muncul 78.000 tahun yang lalu di benua raksasa ini dan menikmati masa keemasannya yang berlangsung selama 52.000 tahun yang menakjubkan. Kemudian peradaban itu dihancurkan dalam gempa bumi yang diakibatkan oleh “pergeseran kutub” yang terjadi sekitar 26.000 tahun yang lalu, atau sekitar 24.000 SM. Benua itu begitu besar, sehingga ketika tenggelam, lautan di seluruh dunia turun secara drastis saat air mengalir ke basin Pasifik yang baru terbentuk. Pulau-pulau yang relatif kecil yang ada di Atlantik pada masa peradaban Lemuria dibiarkan tinggi dan kering akibat dari surutnya lautan. Tanah yang baru muncul itu bergabung dengan Kepulauan Poseid di Samudra Atlantik membentuk sebuah benua kecil. Benua ini disebut Atlantis oleh para sejarawan saat ini. Namun nama aslinya adalah Poseid. Halaman 28. (Lihat Nibiru and Atlantean connection – part one  — GJ)

“Peradaban Mukulia telah bertahan dari banyak pergeseran kutub yang terjadi sebelumnya, mereka membangun strukturnya dari balok batu raksasa yang dipasang bersama dalam struktur yang dirancang untuk bertahan selama puluhan ribu tahun. Karena wilayah Kepulauan Hawaii merupakan salah satu titik pivot dalam pergeseran kutub yang terjadi setiap sepuluh ribu tahun atau lebih, maka warga Kekaisaran Mukulia umumnya terhindar dari kehancuran besar-besaran yang biasanya terjadi dalam peristiwa semacam itu.”(Demikian kata Rosicrucian Amerika — GJ).

Ilustrasi penenggelaman benua Mu

Namun, ketika perang terbuka pecah antara (dua faksi) menurut The Lemurian Fellowship, Itu membuat Kekaisaran berada di ambang kehancuran, dan selama pergeseran kutub lainnya, ketika lempeng tektonik bergeser ke bawah yang mengangkat benua Amerika Selatan dan menciptakan daratan baru, hal itu membuat perairan dunia mengalir ke cekungan Pasifik.  Kolonel James Churchward menggambarkannya sebagai lengkungan benua yang tertekuk selama pergeseran kutub. ”Page 352.



RAKSASA MU

 (referensi B) melanjutkan:

“Seorang teosofis bernama W. Scott-Elliot, menulis sebuah makalah panjang yang disebut The Story of Atlantis and the Lost Lemuria © 1896 dan menurut Elliot, orang Lemuria tingginya antara dua belas sampai dengan lima belas kaki. Wajah mereka datar, kecuali bagian moncong yang menonjol, dan mereka tidak memiliki dahi… dan mata mereka begitu lebar sehingga mereka bisa melihat ke samping dan ke depan…” Page 9.

“Dalam bukunya Pathways to the Gods, © 1982.  Erich Von Daniken menceritakan sejumlah legenda dari sebuah pulau kecil di tengah Pasifik yang disebut Nauru yang melibatkan para dewa kecil yang datang dari langit… Salah satu dewa memiliki nama Nareau, yang mungkin merupakan nama  dimana Nauru berasal. Von Daniken akhirnya menemukan kuburan batu dari salah satu raksasa… Kuburan itu panjangnya 5,3 meter dan penuh dengan batu. ”

“Dia menceritakan legenda lokal terkait dengan kuburan tersebut: bahwa dua raksasa yang tampaknya bersaudara, datang ke pulau itu.  Mereka dua kali lebih besar dari pria normal dan bisa mengangkat batu besar serta melakukan hal-hal lain dengan kekuatan besar. Penduduk pulau tersebut takut pada raksasa ini, sehingga para penduduk membuat mereka mabuk karena anggur palem dan kemudian membunuh mereka sehingga mereka tidak bisa berbuat kerusakan.  Mereka dikubur dalam lubang dan ditutupi dengan batu.”

“…Yang paling menarik bagi Von Daniken, dan bagi saya adalah PAKAIAN RAKSASA Tarawa.  Sebuah buku bahkan telah ditulis tentang mereka, berjudul The Footprints of Tarawa (yang diambil dari Jurnal Masyarakat Polinesia, Vol 58, No.4, Desember 1949, Wellington, Selandia Baru, dan ditulis oleh I.G. Turbott).  Buku ini menyebutkan sejumlah tempat di mana jejak kaki ini dapat ditemukan di Kiribati (kepulauan), tetapi tempat utamanya adalah di desa Banreaba di sebuah tempat bernama Te Aba-n-Anti, “Tempat Roh,” atau Te Kananrabo, “Tempat Suci.”

“…Di sini berbagai jejak kaki dapat dengan jelas terlihat di batu vulkanik, beberapa di antaranya sangat besar hingga tampak mustahil. DENGAN YANG TERBESAR MEMILIKI ENAM JARI PADA SETIAP KAKI. Yang terbesar panjangnya sekitar tiga kaki, dua kali lebih besar dari kaki orang yang sangat tinggi… Jejak kaki dilaporkan sangat jernih, dengan jari-jari kaki, tumit, dan garis luar yang jelas: bulat alami dan melengkung seperti jejak kaki biasa. Mereka jelas bukan formasi batuan alami yang secara kebetulan dibentuk menjadi jejak kaki… Orang-orang ini ternyata memiliki enam jari kaki dan mungkin setinggi sepuluh hingga dua belas kaki … ”Halaman 192-193

“Menurut The (Rosicrucian) Lemurian Fellowship dan sumber-sumber lain, banyak penduduk benua Pasifik sebenarnya raksasa, beberapa dari mereka setinggi dua belas kaki atau lebih… Mungkin, pada saat perendaman benua dalam pergeseran kutub, mereka selamat dari gelombang  gempa bumi dan gelombang pasang dengan mencari perlindungan di puncak-puncak gunung, yang banyak di antaranya adalah gunung berapi. Sesaat sebelum atau setelah perendaman akhir, para penyintas ini (mungkin yang tidak selamat) berjalan di atas lava yang akan menjadi pulau-pulau Kiribati. Ini mungkin terjadi baru sekitar 24.000 tahun yang lalu, jika kita percaya dengan The Lemurian Fellowship mengenai perkiraan waktu untuk tenggelamnya benua ini… “

“…Adapun mengenai raksasa dengan enam jari kaki yang tingginya dua belas kaki, Frank Edwards melaporkan dalam bukunya, Stranger Than Science © 1959 bahwa pada tahun 1833, tentara menggali lubang untuk serbuk peluru di Lompock Rancho, California… mereka menyusuri jalan melalui sebuah lapisan kerikil semen dan menemukan kerangka seorang pria setinggi sekitar dua belas kaki. Kerangka itu dikelilingi oleh cangkang ukiran, kapak batu besar, dan balok porfiri yang ditutupi dengan simbol yang tidak dapat dipahami. Raksasa itu juga memiliki dua baris gigi, bik atas dan bawah! Ketika orang-orang Indian setempat mulai mengaitkan makna religius dengan kerangka dan artefak tersebut, pihak berwenang memerintahkan untuk menguburnya diam-diam, agar hilang dari sains.”

Edwards melanjutkan dengan mengatakan dalam bukunya: “Raksasa ini, secara kebetulan, memiliki kesamaan dengan yang lainnya, yaitu seorang manusia raksasa dengan dua baris gigi yang kerangkanya digali di Pulau Santa Rosa, di lepas pantai California. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa ia, atau keturunannya, berpesta dengan gajah kecil yang pernah hidup di pulau itu dan sekarang telah musnah, sebagaimana raksasa pemangsanya, sejak berabad-abad yang lalu.”

Di dekat Crittenden, Arizona, pada tahun 1891, para pekerja yang menggali untuk suatu bangunan komersial menemukan sebuah sarkofagus batu besar sedalam delapan kaki di bawah permukaan.  Kontraktor meminta bantuan ahli, dan sarkofagus dibuka untuk mengungkap peti mumi dari bahan granit yang menyimpan tubuh manusia yang tingginya lebih dari dua belas kaki, dengan enam jari — menurut informasi yang diukir pada peti tersebut. Sedangkan mayatnya sendiri, yang terkubur selama ribuan tahun di dalam peti itu telah berubah menjadi debu.” Halaman 194.

Pada titik ini saya mengajukan pertanyaan, bagaimana kemudian yang terjadi dengan granit yang menggambarkan ukiran rinci dari raksasa tersebut? Seperti yang saya tekankan sebelumnya dalam esai terakhir saya, artefak inipun dengan mudah dihilangkan untuk menjaga dan mempertahankan paradigma sejarah arus utama kita saat ini.

Oleh karena itu, kami terkejut melihat korelasi antara raksasa berjari enam di pantai barat Amerika Utara tersebut dengan raksasa berjari enam yang meninggalkan jejak kaki pada strata kuno di Kepulauan Kiribati (Pasifik).” Halaman 194-195

Dalam referensi 13 dari makalah saya: ‘Nibiru and Atlantean Connection – part 2,’ pembaca akan melihat bahwa Raksasa Irlandia juga memiliki enam jari kaki dan tingginya sekitar dua belas kaki.  Sama seperti raksasa Polinesia! Persamaan yang luar biasa. Apakah ini kebetulan? Sepertinya tidak mungkin. Sepanjang esai saya, saya berkeras bahwa raksasa telah menjelajahi seluruh dunia — di dalam dan di atas Bumi — dari zaman yang jauh di masa lalu. Dan salah satu pos terdepan yang mendokumentasikan dan mencatat raksasa Lemuria berasal dari Pulau Paskah.

Menurut James Churchward, Pulau Paskah awalnya adalah bagian dari Lemuria seperti halnya Azores yang awalnya merupakan bagian dari Atlantis sehingga masuk akal untuk mempertimbangkan bukti nyata yang tertinggal dalam mendokumentasikan ras raksasa Lemuria.

Ternyata, peneliti dan penjelajah Harold Wilkins juga membahas hal ini dan mengatakan bahwa penduduk asli Lemuria memang raksasa dan penduduk pulau setempat yang mencatat gambaran tentang penduduk Lemuria, mereka mereplikasikannya dalam bentuk patung raksasa. Seperti bahasan berikut ini:

Referensi D, Harold Wilkins Mysteries of Ancient South America © 1946

“… siapakah orang-orang aneh ini yang meninggalkan 550 gambar kolosal yang menakjubkan di Pulau Paskah, yang bahkan laut yang bergelombang itupun membisikkan kisah-kisah tentang hal-hal lama yang tidak menyenangkan dari masa lalu?  Mungkin, jawabannya adalah… dalam kitab Kejadian: “Ada raksasa di bumi pada masa itu …” Halaman 28.

Dalam buku James Churchward, The Lost Continent of Mu © 1926, (referensi E) ia menyertakan peta (lihat di bawah) yang menunjukkan Pulau Paskah dan Hawaii menjadi bagian dari daratan Pasifik yang lebih besar:

Peta yang menggambarkan Pulau Paskah dan Hawaii menjadi bagian dari Lemuria

Petunjuk lain yang menguatkan pendapat bahwa Pulau Paskah dan Hawaii merupakan bagian dari benua yang lebih besar berasal dari Kepala Batu Raksasa yang sama yang ditemukan di setiap pulau. Perhatikan kesamaan wajah yang menakjubkan antara dua gambar yang ditunjukkan di bawah ini, terutama bagian bibir. Apakah itu merupakan replika raksasa yang pernah menjelajah Lemuria?  Saya katakan ya!

Patung raksasa Pulau Paskah
Patung raksasa Hawaii

Harold Wilkins memiliki beberapa hal menarik untuk dikatakan tentang kepala raksasa ini dan para raksasa dari Pulau Paskah. Dia menulis sebagai berikut:

Referensi D, Harold Wilkins (Mysteries of Ancient South America) melanjutkan:

“…Pulau Paskah yang menakutkan ini… terletak 2.000 mil ke arah barat, tempat matahari terbenam dari pantai Amerika Selatan… Disini, sebagian besar puncak dari tebing yang tinggi oleh para arsitek dan insinyur kuno yang sangat terampil didirikan platform kolosal  yang terbuat dari batu megalitik, dan diletakkan dengan indah tanpa menggunakan semen atau mortar sebagai perekat. Ras yang angkuh yang membuat mausoleum di pulau yang aneh ini seperti orang-orang Mesir dari era Firaun lama: mereka para raksasa penduduk setempat dikerahkan dan dipekerjakan secara paksa untuk mengangkat balok-balok batu besar ini ke posisinya.”

“…bentuk bibir yang menyeringai dengan perintah tegas tanpa perasaan di wajah dari patung-patung yang angkuh ini tampak mengancam siapapun yang mendekati panggung besar itu dari pedalaman. Di belakang anjungan besar blok cyclopean tersebut, gelombang besar samudera Pasifik menggelegar menghantam pantai, sementara alunan musik nada rendah dari angin Pasifik Selatan mengaum seperti organ di atas kepala Ozymandiases ini, sang Maharaja. Tidak kurang dari 550 patung luar biasa dari para pemimpin dan panglima perang ditampilkan, kebanyakan tanpa kaki. Hampir setiap wajah itu memperlihatkan wajah yang arogan dan sewenang-wenang — orang-orang dari ras imperialis dan militeris penakluk dunia. Namun setiap wajah itu masing-masing terlihat berbeda dan individual… ” Page 25.

“Gambar-gambar di bebatuan menunjukkan bahwa ras raksasa itu berlayar dengan kapal bertiang tiga, dan mengetahui burung berkaki empat. Dalam beberapa kasus, Mereka memiliki telinga dengan lobus yang sangat besar, mengingatkan kita pada Orejones, pejuang bertelinga panjang dari suku Inca Peru kuno… ”Page 27

Harold T. Wilkins juga memberikan deskripsi yang bagus tentang bagaimana raksasa Lemuria bereaksi ketika pergeseran kutub akhirnya menghancurkan tanah air mereka. Seperti diceritakan berikut ini:

“Suatu hari, ketika para tukang dan budak (penduduk Pulau Paskah) di bawah kontrol pengawas mereka yang kejam sedang menempatkan sentuhan akhir pada sejumlah kepala dari tokoh-tokoh besar yang terbaring di kawah tambang yang luas dari sebuah bengkel, di pinggir jalan yang mengarah ke anjungan di atas tebing… pengawas yang berwajah keras itu melecutkan cambuk, baru saja ia melangkah maju untuk mencambuk punggung budak yang tertangkap sedang melakukan pekerjaan secara asal-asalan di belakang salah satu patung karena mengira bahwa ia tidak diawasi. Sementara suara dari lecutan cambuk yang berat itu masih bergema membelah udara panas di hari itu, awan hitam tiba-tiba muncul menutupi wajah matahari, dan secara cepat menyebar di cakrawala. Tanah berguncang hebat dalam getaran luar biasa yang berlangsung selama beberapa menit. Seluruh pulau berguncang keras ke segala arah.  Gelombang samudera menggunung membawa amarah dengan kekuatan luar biasa menghantam tebing-tebing tinggi dan jatuh ke kaki dari patung-patung raksasa tersebut. Cahaya hari itu menjadi suram dan kemudian padam. Kegelapan dari gerhana total telah tiba. Selubung kabut hitam tebal menutupi kubah langit. Hujan berwarna merah darah dan abu putih bercampur, mengalir memenuhi jalan lintas dan menutupi kubah kuil dari leluhur yang agung… Budak yang ketakutan di bengkel penambangan itu melemparkan alat-alat mereka, tidak menghiraukan lagi cambuk dan kutukan dari para leluhur. Para pengawas itupun pucat pasi bibirnya, dengan terbata-bata mulai mengikuti arus, bersama dengan para pekerja yang panik menyelamatkan diri menuju gua-gua di lereng bukit.”

“…sejumlah budak baru saja mengangkut patung siklop ke platform dimana patung itu akan didirikan, ketika pulau itu berguncang dan gelombang pasang yang luas menyapu tepat di atas pilar-pilar yang perkasa itu. Dalam kegelapan yang tak tergambarkan, seperti kiamat di Bumi, para budak yang ketakutan membuang tali dan batang pengangkut sehingga membuat kepala patung itu terjatuh dengan kepala memandang ke arah lautan yang marah, mengamuk dengan kekuatan yang dahsyat. Mereka melarikan diri, mencari keselamatan dan perlindungan, berpacu dengan situasi yang kacau, banyak diantara mereka yang dihancurkan di bawah timbunan batu perkasa yang digulingkan oleh gempa hebat.  Tambang itu ditinggalkan, penjaga kuil suci itu melarikan diri bersama dengan yang lain, para arsitek, pejabat, dan insinyur. (Secara harfiah mereka benar-benar menjadi manusia gua – GJ). Mungkin saja, gas-gas mefitik mengejar pelarian mereka saat menuju tempat berlindung di gua-gua rahasia di atas tebing dalam kegelapan dari pulau yang mengerikan itu; tetapi bahkan mereka yang berhasil bertahan selama berhari-hari dalam kegelapan panjang dari bencana alam kosmik itupun hanya bisa menunggu kapal-kapal makanan yang tidak pernah datang… Karena benua perkasa di samudera Pasifik itu telah jatuh ke dalam jurang maut, dan perairan samudera yang tak terbatas itu sekarang menutupi seluruh wilayahnya yang luas dimana kehidupan dengan kisah-kisah legendanya, telah menjadi satu mimpi panjang tentang kebahagiaan, kedamaian dan kemakmuran yang bersifat paradisial, sampai salah satu rasnya,  orang-orang liar pembuat keributan, telah mengubahnya menjadi kisah kebiadaban yang tak pernah berakhir… ”Halaman 27-28.

Di bagian bawah Wilkins menggambarkan patung-patung kolosal dengan simbol menarik yang diukir di leher dan punggung dari kepala batu mereka.

“Empat lintasan jalan dari batu yang indah memancarkan bagian dalam dari platform. Mereka diaspal secara megah, dan berjajar pada interval yang teratur dengan patung-patung manusia yang indah (manusia raksasa-GJ). Jalan itu memanjang hingga ke alun-alun terbuka yang sangat luas di mana menara dari kuil berkubah itu menjulang ke langit, dalam banyak sisi dan poligonal, dengan patung-patung di setiap sudut bangunan… sebuah simbol lingkaran, atau kadang-kadang berupa celah dengan batang, dan pada beberapa gambar diantaranya terukir serial pada leher atau punggung, yang bermakna bahwa mereka adalah penyembah Matahari. Mungkin itu adalah lambang MATAHARI RAHASIA: TUHAN YANG TERSEMBUNYI.” Halaman 26

Apa dan siapa ‘tuhan yang tersembunyi’ dan ‘matahari rahasia’ yang disebutkan oleh Wilkins? Salah satu jawaban yang diarahkan untuk objek sejenis matahari bisa didapatkan dari James Churchward yang menjuluki matahari sebagai BINTANG BAL (Lihat referensi P-1); dari paper saya yang berjudul ‘Nibiru and the Subterranean Connection – Part 1’. Menurut tablet Naacal Tibet kuno yang dipelajari oleh Churchward, ia berpendapat bahwa ‘objek sejenis matahari’ itulah pemicu atau penyebab kehancuran Mu. Lihat gambar berikut ini:

Simbol Bintang Bal

Sumber data E) James Churchward – The Lost Continent of Mu © 1926 – Edisi cetak ulang lengkap © 1994

“…Berikut adalah kutipan menarik dari Catatan Lhasa: Ketika BINTANG BAL jatuh di tempat dimana sekarang hanya tinggal langit dan lautan, (tampaknya bintang itu jatuh di cakrawala Samudra Pasifik-GJ] tujuh kota dengan  gerbang emas dan kuilnya yang transparan, bergetar dan terombang ambing seperti daun dalam badai; dan, lihatlah, banjir yang disusul dengan kobaran api dan asap muncul dari istana.

Penderitaan dan tangisan pilu orang-orang memenuhi udara.  Mereka mencari perlindungan di kuil-kuil dan benteng-benteng dan Mu yang bijaksana – Hieratik dari Ra Mu – bangkit dan berkata kepada mereka: bukankah aku telah meramalkan semua ini?  Dan para pria dan wanita dengan batu perhiasan dan pakaian berharga mereka mengeluh, ‘Mu, selamatkan kami!’ dan Mu menjawab: ‘Kalian semua akan mati bersama dengan hamba-hamba dan kekayaanmu, dan dari abumu bangsa-bangsa baru akan muncul. Jika mereka lupa, mereka lebih unggul bukan karena apa yang mereka kenakan tetapi dari apa yang mereka keluarkan dan menimpa mereka.’

Api dan asap yang membubung mencekik kata-kata dari Mu: daratan itu bersama dengan penduduknya tercabik-cabik dan tertelan ke kedalaman samudera. BAL adalah kata Maya yang berarti ‘dewa dari tanah dan ladang’.” Halaman 56 dan 57.

Sejalan dengan ini, jawaban lain mungkin terletak pada Basalt ‘cakram-matahari’ yang ditemukan di Australia oleh Marilyn Pye. Lihat gambar di bagian bawah paragraf ini. Cakram-matahari ini dianggap sebagai peninggalan dari Lemuria!  (Dari referensi B: Lost Cities of Ancient Lemuria & the Pacific. Halaman 114) Perhatikan apa yang tampak seperti makhluk laut prasejarah tepat di bawah cakram-matahari.

Ukiran cakram-matahari

Menurut saya ini menunjukkan bahwa cakram-matahari memiliki kaitan dengan Samudra Pasifik sama seperti bintang Bal dari Mu.

Mungkinkah cakram-matahari Lemuria dari Marilyn Pye dan bintang Bal dari James Churchward yang menjadi objek mirip matahari itu adalah Nibiru?  Hal itu akan menjadi kemungkinan yang menarik untuk ditelusuri.

DONGENG DARI BAWAH TANAH

Dalam Pendahuluan makalah ini, kita telah mengajukan pertanyaan: Apakah Rosicrucian dan Freemason memperoleh pengetahuan kuno tentang penyusup dari langit yang nanti akan kembali lagi?  Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, memang inilah masalahnya. Ajaran rahasia dan pengetahuan yang diperoleh dari perpustakaan bawah tanah itu mungkin telah diajarkan turun temurun dari tetua ke para guru selama ribuan tahun, yang sumber awalnya berasal dari beberapa peradaban yang hilang seperti Mu.

Landmark masonik Massachusetts

Selain itu, pengetahuan tersebut juga diturunkan melalui simbologi, dan contoh yang bagus dari hal ini dapat dilihat pada gambar berikut yang menunjukkan ‘landmark‘ Masonik yang didirikan di Massachusetts pada tahun 1763. (Referensi F: ‘The History & Evolution of Freemasonry‘ karya Delmar Duane Darrah ©1954, halaman 30).

Yang menarik di sini adalah simbol Tritunggal yang ditunjukkan di atas dua Pilar gapura Henokh yang terdiri dari matahari, bulan dan bintang. Banyak peneliti berpendapat bahwa bintang yang lebih kecil itu mungkin adalah Venus, namun saya tidak setuju.

Inilah sebabnya, jika anda melihat lebih dekat pada bintang yang lebih kecil itu, jelas terlihat ia berada di atas salah satu dari dua ‘pilar Henokh’ dan sehubungan dengan ini dua orang peneliti, Christopher Knight dan Robert Lomas menulis sebagai berikut:

Referensi G Christopher Knight dan Robert Lomas (Uriel’s Machine, ©1999):

“Raja Salomo membangun kuilnya yang terkenal di Yerusalem itu di atas sebuah situs yang sudah menjadi tempat suci Kanaan (manusia raksasa — GJ) dan menurut tradisi lisan Freemasonry yang masih digunakan sampai sekarang, ketika para pekerja sedang bekerja membersihkan tanah, alat mereka membentur sebuah batu berongga.

Setelah mengangkat batu ini, mereka menemukan sebuah KUBAH DI BAWAHNYA yang diidentifikasi sebagai sisa-sisa kuil Henokh. Seorang pekerja diturunkan dengan tali oleh rekan-rekannya dan menemukan (hanya) satu dari dua pilar di mana Henokh telah mengukir semua rahasia peradaban yang ada sebelum banjir. ”Page 374.

Pembaca harus tahu bahwa Henokh diberitahu oleh malaikat bernama Uriel, untuk mengabadikan rahasia peradaban itu dengan mengukirkannya pada dua pilar karena bencana global sudah dekat. Dokumen Masonik yang berasal dari awal abad ke-17, yang dikenal sebagai ‘tanggung jawab lama’ menceritakan bagaimana segala sesuatu yang berharga bagi umat manusia yang telah ada sebelum Air Bah yang menghancurkan itu datang harus dibangun kembali oleh para penyintas.

Saat ini Venus biasanya direpresentasikan sebagai bintang berujung lima. Bintang yang lebih kecil yang ditampilkan di sini menampilkan bintang berujung tujuh atau mungkin delapan, oleh karena itu menurut pendapat saya objek yang lebih kecil dari matahari itu bukanlah Venus. Itu adalah ‘bintang yang hilang’ yang telah diukir di atas ‘pilar yang hilang’ dari Henokh.

Saya menyimpulkan bahwa objek mirip bintang yang terukir secara mencolok di Landmark Masonik itu melambangkan ‘penyebab’ dari Air Bah yang membawa bencana. Dengan kata lain ini adalah “Matahari Kebenaran” – sang pengganggu selestial tata surya kita. Bintang berapi Freemason, Bintang Bal Tibet dan cakram-matahari Lemuria itulah yang kita kenal sebagai Nibiru.

Berlanjut ke bagian 2/3

Sumber: disini

One thought on “Hubungan antara NIBIRU dengan LEMURIA – Bagian Satu

Leave a comment