Cara Berdoa, Membangun Kuil dan Patung Dewa

Agni Purana selanjutnya memiliki beberapa bab tentang cara berdoa dan cara membangun kuil dan berhala. Selain itu dijelaskan juga teknik berdoa kepada Wisnu, Siwa, Surya serta para dewa dewi lainnya, termasuk mantra khusus yang harus digunakan untuk menyenangkan dewa-dewa tertentu dan juga syarat-syarat yang ditentukan untuk mandi yang baik.

Seseorang yang membangun kuil diberkati. Bahkan jika seseorang hanya berpikir berencana untuk membangun kuil, dosa-dosa seratus nyawa diampuni. Seorang pembangun sebuah kuil akan pergi ke surga (Svarga). Seorang pembangun lima kuil akan mendapatkan Shivaloka, seorang pembangun delapan kuil akan mendapatkan Wisnuloka dan seorang pembangun dari enam belas kuil akan dibebaskan dari belenggu kelahiran kembali. Apa gunanya menghasilkan uang jika seseorang tidak membangun kuil? Uang juga dimaksudkan untuk disumbangkan sebagai sedekah kepada Brahmana, tetapi pahala yang diperoleh dari membangun kuil jauh lebih besar daripada pahala yang diperoleh dari donasi sedekah. Pahala terbaik yang diperoleh oleh pembangun kuil adalah apabila ia membangun kuil dari emas, dibawahnya adalah pembangun kuil dari batu, lebih rendah lagi untuk kuil dari kayu dan yang paling rendah adalah kuil dari tanah.

Ada pahala yang lebih banyak dari membangun kuil, yaitu membangun objek pemujaan. Objek pemujaan berbentuk dewa dan dewi harus selalu didirikan sehingga mereka menghiasi wajah kota;  mereka seharusnya tidak berada jauh dari kota. Yang mudah adalah untuk Brahma. Objek pemujaan untuk Wisnu dapat diatur di mana saja.

Untuk objek pemujaan Wisnu yang berbeda harus memiliki bentuk yang berbeda pula. Jadi misalnya, untuk gambar objek dari sepuluh inkarnasi Wisnu.  Avatara Matsya (ikan) harus secara alami terlihat seperti ikan dan avatara Kurma (kura-kura) harus terlihat seperti kura-kura. Tetapi avatara Varaha (babi hutan) harus empat tangan dan seperti manusia dengan tangan memegang gada (bunga pala), padma (bunga lotus), shankha (cangkang keong) dan chakra (pedang berbilah) masing-masing dii keempat lengannya ini. Avatar Narasimha harus memiliki dua tangan yang memegang chakra dan gada dan harus mengenakan karangan bunga. Avatara Vamana (kurcaci) harus memiliki payung dan tongkat di kedua tangannya. Parashurama harus memiliki empat tangan dengan busur, panah, pedang dan kapak di masing-masing tangan. Gambar Rama dapat memiliki dua atau empat lengan. Jika ada empat lengan, keempat tangan harus memegang busur, panah, cangkang keong, dan chakra.  Gambar Balarama juga harus memiliki dua atau empat lengan. Jika ada empat lengan, keempat lengan harus memegang bajak, cangkang keong, sebuah gada dan chakra. Gambar Buddha seharusnya memiliki penampilan yang tenang. Dan harus duduk diatas lotus serta memiliki telinga yang memanjang. Gambaran Kalki adalah seorang brahmana, yang duduk di atas kuda dan memegang busur dengan anak panah, cangkang keong, pedang, dan chakra.

Citra Krishna dapat berupa dua tangan bersenjata atau empat tangan bersenjata. Tiga dari empat tangannya memegang gada, chakra, dan shankha.  Telapak keempat akan dibuka untuk memberi anugerah. Di kedua sisi gambar Krishna, akan ada gambar Brahma dan Siwa. Brahma memiliki empat wajah dan empat lengan dan gambar harus terlihat sedang mengendarai angsa. Di kedua sisi gambar Brahma, harus ditampilkan gambar Sarasvati dan Savitri.

Gambar Wisnu memiliki delapan tangan. Tujuh tangan memegang pedang, tongkat, panah, busur, perisai, chakra dan cangkang keong. Telapak tangan kedelapan membuka seolah-olah Wisnu sedang memberikan anugerah. Wisnu harus ditampilkan sedang mengendarai Garuda. Dan Garuda itu juga memiliki delapan lengan. Di sebelah kanan gambar Wisnu, harus ada gambar Lakshmi dan Sarasvati, Lakshmi memegang lotus dan Sarasvati memegang veena (alat musik).  Juga harus digambar Wisnu memamerkan bentuk universalnya (Vishvarupa). Gambar Vishavrupa memiliki empat kepala dan dua puluh lengan.

Gambar Chandi ditampilkan memiliki dua puluh lengan. Sepuluh lengan di kanan memegang tombak, pedang, shakti (tombak kecil), chakra, pasha (jerat), perisai, drum, dan dua senjata lainnya. Sepuluh lengan di sebelah kiri memegang ular, kapak, amkusha (alat yang digunakan untuk mengendarai gajah), busur, lonceng, bendera, tongkat sihir, cermin dan seekor anak kucing. Di depan gambar Chandi terdapat gambar seekor kerbau dengan kepalanya yang terpotong. Gambar asura ditampilkan muncul dari dalam tubuh kerbau tersebut. Rambut, mata, dan karangan bunga iblis ditampilkan berwarna merah. Ini terlihat seperti orang yang muntah darah, sambil memegang senjata di tangannya, pada leher iblis ada di singa dan kaki kiri Chandi ada di punggung iblis. Gambar Chandi kadang-kadang juga memiliki sepuluh atau enam belas lengan.

Gambar Siwa (lingga) dapat dibuat dari tanah, kayu, besi, permata, emas, perak, tembaga, perunggu, atau merkuri.

Kembali ke: Agni Purana

One thought on “Cara Berdoa, Membangun Kuil dan Patung Dewa

Leave a comment